Asa Jokowi Buka Destinasi Wisata tapi Tak Perlu Tergesa-gesa

Round-Up

Asa Jokowi Buka Destinasi Wisata tapi Tak Perlu Tergesa-gesa

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 28 Mei 2020 20:41 WIB
Presiden Jokowi mengecek persiapan new normal di stasiun MRT dan Summarecon Mall Bekasi
Foto: dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Protokol tatanan new normal juga akan diberlakukan di sektor pariwisata. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan agar destinasi wisata dibuka secara bertahap dan tidak perlu tergesa-gesa.

Pesan itu diungkapkan Jokowi dalam rapat terbatas 'Tatanan Normal Baru di Sektor Pariwisata yang Produktif dan Aman COVID-19' yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/5/2020).

Jokowi meminta jajarannya mengidentifikasi destinasi wisata yang wilayahnya memiliki angka potensi penularan virus Corona (COVID-19) di bawah 1.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira perlu fokus terlebih dahulu untuk mendorong pariwisata domestik, wisatawan domestik, dan untuk itu saya minta diidentifikasi daerah-daerah yang wisata, daerah-daerah tujuan destinasi wisata yang memiliki R0 di bawah 1, Rt-nya di bawah 1, sehingga betul-betul secara bertahap kita bisa membuka sektor pariwisata," ujar Jokowi.

Jokowi juga meminta adanya strategi khusus promosi pariwisata di masa new normal.

ADVERTISEMENT

Jokowi menginstruksikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menyiapkan program promosi pariwisata dalam negeri yang aman dari ancaman virus Corona.

"Tapi, sekali lagi, dengan pengendalian protokol yang ketat. Saya minta Menteri Pariwisata menyiapkan program promosi pariwisata dalam negeri yang aman COVID-19, termasuk menggencarkan produk-produk lokal dengan atraksi pariwisata," kata Jokowi.

Namun Jokowi menekankan perlunya pengecekan kondisi di lapangan sebelum membuka kembali destinasi wisata. Ia mengingatkan akan terpenuhinya kontrol kesehatan terkait COVID-19.

"Tetapi sekali lagi, tolong ini lapangannya diikuti dengan ketat sebelum kita membuka, sehingga wisatawan baik domestik maupun luar dapat berwisata dengan aman dan masyarakat bisa produktif utamanya bagi pelaku-pelaku pariwisata," kata Jokowi.

"Mengenai waktunya kapan, ini betul-betul tolong tidak usah tergesa-gesa. Tetapi tahapan-tahapan yang tadi saya sampaikan dilalui dan dikontrol dengan baik," tegas dia.

Kata Jokowi, isu utama saat ini masih berkutat pada keselamatan dan kesehatan. Maka dari itu, protokol tatanan normal baru di sektor pariwisata betul-betul harus menjawab isu utama tadi.

"Mulai protokol kesehatan di sisi transportasinya, di sisi hotel, di sisi restoran, dan di area-area wisata yang kita miliki. Dan, sebagai perbandingan, saya minta lihat benchmark di negara lain yang sudah juga saya melihat niatan ini dalam kondisi new normal di sektor pariwisata," Jokowi menguraikan.

Jokowi yakin ada negara lain yang juga membuka pariwisatanya dengan penerapan protokol new normal. Oleh karena itu, dia meminta Indonesia bisa membuat perbandingan dengan negara-negara tersebut.

"Sebagai perbandingan, saya minta lihat benchmark di negara lain yang sudah juga saya melihat menyiapkan ini dengan kondisi new normal di sektor pariwisata," tambahnya.

Jokowi menekankan standar baru di sektor pariwisata itu harus dilakukan sosialisasi secara masif terlebih dahulu. Dia juga dibuat uji coba atau simulasi sebelum benar-benar dijalankan. Jokowi tak ingin adanya kasus impor COVID-19 baru setelah sektor pariwisata dibuka.

"Juga perlunya dimulai sekarang ini pengawasan, agar betul-betul standar protokol kesehatan itu dijalankan di lapangan. Karena ini risikonya besar, begitu ada imported case, kemudian ada dampak kesehatan, maka citra pariwisata yang buruk akan bisa melekat dan akan menyulitkan kita untuk memperbaikinya lagi. Oleh sebab itu, betul-betul harus dihitung, dikalkulasi betul, lapangannya harus dimanajemen, pengawasannya betul-betul dilaksanakan betul," tegasnya.

Lebih lanjut Jokowi meminta agar sektor pariwisata yang dibuka nantinya hanya untuk daerah-daerah yang sudah memenuhi syarat untuk diterapkannya tatanan kehidupan normal baru.

Halaman 2 dari 2
(aan/zlf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads