Maluku Baru Punya 4 Analis Swab, Butuh Ideal 12 Orang

Maluku Baru Punya 4 Analis Swab, Butuh Ideal 12 Orang

Muslimin Abbas - detikNews
Rabu, 27 Mei 2020 18:29 WIB
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Maluku, Kasrul Selang, menjelaskan pasien positif hasil rapid test meninggal dunia (Muslimin Abbas/detikcom)
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Maluku, Kasrul Selang (Muslimin Abbas/detikcom)
Ambon -

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Maluku, Kasrul Selang, mengatakan tenaga analis swab yang bertugas di Balai Teknik Kesehatan dan Pengendalian Penyakit (BTKPP) Ambon masih sangat minim. Di Maluku hanya ada 4 tenaga analis swab yang seharusnya 12 tenaga analis.

"Kota punya 5 orang, provinsi punya ada 5 orang. Jadi ada 10 orang di sini, tapi kita sudah melatih dari Dinkes Provinsi sudah melatih semua kabupaten bukan semuanya ya, Kabupaten SBB sudah, Kabupaten Buru sudah kita sudah latih cara mengambil swab," kata Kasrul di RSUP dr J Leimena, Rabu (27/5/2020).

"Nah, cuma membaca kalau istilah orang di lab membaca hasil PCR itu yang analis itu yang masih sangat terbatas masih 4 orang, sekarang dilatih 2 orang mudah-mudahan bisa terpenuhi," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasrul menambahkan, selain itu, Maluku masih kekurangan dokter spesialis hingga umum. Dia mengatakan telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Namun, dengan masa pendemi yang berdampak ke semua daerah tetap menggunakan yang ada sambil melatih tenaga analis swab.

"Kita sudah minta ke Kementerian Kesehatan termasuk beberapa dokter spesialis, dokter umum, termasuk analis kita sudah minta tetapi kondisi kayak gini masing-masing menggunakan yang ada," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Idealnya tenaga analis swab di Maluku harusnya 12 orang untuk dibagi menjadi 3 sif. Sebab, lanjutnya, 2 orang analis swab bekerja maksimal 4 jam.

"Kita butuh itu sebenarnya butuh 12 orang karena mereka 2 orang baca paling tinggi 4 jam. Kerjanya jadi 1 hari rolling kita butuh 12 orang biar dibagi 3 sif," kata Kasrul yang juga Sekda Maluku ini.

Dia menjelaskan, selain kekurangan tenaga analis, BTKPP kekurangan PCR, namun untuk mengatasi masalah itu yang paling penting diatasi yakni pemenuhan tenaga analis swab.

"Kita memang ada usul juga PCR, tapi kalau analisnya tidak tambah juga tanda kutip tidak banyak membantu. Jadi harus tambah analis dan PCR juga bagus," tuturnya.

Data yang diterima Gugus Tugas COVID-19 Maluku, data per 27 Mei 2020 pukul 12.00 WIT, terkonfirmasi ada 188 kasus. Sebanyak 34 orang sembuh dan 8 orang meninggal.

(jbr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads