Perayaan Idul Fitri tahun ini dirasakan sangat berbeda oleh para tenaga medis yang harus berjuang melawan pandemi COVID-19. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang tahun ini tak gelar open house menemui para tenaga medis yang sedang menjalani masa karantina.
"Saya bisa merasakan betul, bagaimana kondisi tenaga medis yang menangani COVID-19 ini harus menjaga jarak sementara dengan keluarga. Apa lagi suasana Lebaran seperti saat ini," ungkap Rohidin saat temui beberapa tenaga medis di LPMP Bengkulu, Minggu (24 Mei 2020).
Rohidin pun menyampaikan apresiasi dan penghormatan kepada para tenaga medis yang tetap disiplin serta semangat dalam menghadapi pandemi ini. Pekerjaan yang sedang mereka emban merupakan tugas pengabdian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus bisa saling menguatkan satu sama lain. Ada risiko yang tidak ringan yang dihadapi. Kemudian juga harus meyakinkan diri sendiri, keluarga dan juga orang lain. Tak ada kata lain, kita harus saling menguatkan," tutur Rohidin.
Masyarakat, lanjut Rohidin, juga turut berjuang agar pandemi ini segera bisa berakhir. Pemerintah saat ini telah merumuskan skenario 'new normal' agar produktivitas masyarakat tetap berjalan dengan menjalankan protokol kesehatan.
"Memang tak ada baju baru lebaran kali ini, bahkan sholat Ied kami cuma laksanakan dengan keluarga saja. Halal Bihalal dengan rekan dan kerabat, juga cuma melalui handphone," ujar Rohidin.
Dalam kesempatan itu, seorang perawat RSUD dr M Yunus Bengkulu Desmi Lindawati menceritakan dirinya bersama 23 rekannya harus menjalani Lebaran tanpa bertemu dan berkumpul bareng keluarga. Sungkeman Idul Fitri hanya bisa dilakukan secara virtual.
"Sudah menjadi tugas kami, tanggung jawab sesuai sumpah. Kali ini pun Lebaran cuma bisa melalui video call," ucap Desmi .
Tak hanya Desmi, Dedi Andreas rekan tenaga medis yang satu lokasi karantina menceritakan suasana sepi kala Lebaran. Tradisi Lebaran yang biasanya dirayakan dengan meriah, kali ini tidak.
"Takbiran saja kami menyendiri di kamar. Tapi Alhamdulillah, keluarga mengerti pekerjaan yang sedang saya hadapi. Saya juga tersanjung, gubernur datang silaturahmi ke sini, beri dukungan dan menyapa langsung kami yang ada di sini," ungkap Dedi yang kesehariannya bekerja di unit cuci darah RSUD dr M Yunus.
Seperti diketahui, RSUD dr M Yunus sejak dua minggu terakhir difokuskan untuk menangani COVID-19. Tenaga medis yang menangani pun dikarantina dan tidak kembali ke rumah mereka masing-masing. Hal itu dilakukan untuk antisipasi penyebaran COVID-19.