Pemerintah pusat memperbaharui data kasus Corona (COVID-19) di 34 provinsi Indonesia. Pada hari ini, ada tambahan 526 orang positif Corona sehingga total 22.271 kasus. Selain itu, ada tambahan 153 sembuh sehingga total 5.402 sembuh dari Corona.
"Hari ini konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 526 orang sehingga totalnya menjadi 22.271 orang. Kasus sembuh 153 orang pada hari ini sehingga totalnya menjadi 5.402 orang, kemudian kasus meninggal 21 orang sehingga totalnya menjadi 1.372 orang," kata Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam jumpa pers yang disiarkan langsung di akun YouTube BNPB, Sabtu (23/5/2020).
Yuri menyebut penambahan tersebut berdasarkan pemeriksaan sebanyak total 248.555 spesimen dengan menggunakan metode PCR dan tes cepat molekuler. Kemudian tercatat orang dalam pemantauan 42.551 orang dan pasien dalam pengawasan sebanyak 11.389 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, pekerjaan kita masih cukup berat karena kami masih melakukan pemantauan di seluruh wilayah Tanah Air ini kepada orang-orang yang perlu kita pantau sebanyak 42.551 orang, sementara pasien dalam pengawasan yang masih tetap kita awasi 11.389 orang," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Yuri pun menyebut data itu sebagai gambaran saat ini bukan saatnya saling menyalahkan. Dia juga meminta masyarakat tidak berperilaku seperti tidak terjadi apa-apa saat ini di Indonesia.
"Oleh karena itu, Saudara sekalian, tidak ada ruang bagi kita untuk mengeluh, untuk saling menyalahkan, untuk kemudian tidak berperan serta secara konstruktif di dalam penanganan pandemi COVID-19 ini. Kita masih lalui tahapan-tahapan yang cukup berat. Situasi yang kita hadapi saat ini masih belum normal, karena itu kita pun juga tidak boleh berpikir dan berperilaku seperti keadaan sebelum adanya pandemi COVID-19 ini," ujar Yuri.
Berikut ini pernyataan lengkap Achmad Yurianto dalam update kasus positif COVID-19 per 24 Mei:
Selamat sore Saudara-saudara sekalian, pada kesempatan ini izinkan kami mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah, mohon maaf lahir dan batin. Kita lalui perayaan Idul Fitri ini dengan nuansa yang berbeda dibanding dengan tahun- tahun sebelumnya. Kita sadari ini adalah bagian dari cobaan yang cukup besar yang harus kita tanggung bersama-sama bukan hanya umat Islam yang merayakannya tapi seluruh bangsa Indonesia juga merasakan betapa beratnya situasi yang kita hadapi saat ini. Namun yakinlah dengan kebersamaan, dengan saling bahu-membahu, dengan semangat saling melindungi maka kita pasti bisa melalui cobaan ini dengan baik.
Sudah cukup banyak saudara-saudara kita yang menderita penyakit COVID-19 ini bahkan di antaranya ada yang meninggal, sudah cukup banyak pengorbanan yang dilakukan oleh semuanya unsur bangsa ini, termasuk petugas kesehatan. Oleh karena itu mari kita perkuat kebersamaan ini, mari kita fokus bersama-sama untuk menyelesaikan pandemi COVID-19 ini.
Oleh karena itu saudara sekalian tidak ada ruang bagi kita untuk mengeluh, untuk saling menyalahkan, untuk kemudian tidak berperan serta secara konstruktif di dalam penanganan pandemi COVID-19 ini. Kita masih lalui tahapan-tahapan yang cukup berat. Situasi yang kita hadapi saat ini masih belum normal, karena itu kita pun juga tidak boleh berpikir dan berperilaku seperti keadaan sebelum adanya pandemi COVID-19 ini.
Bahkan seluruh dunia pun sudah mengakui ini bahwa kita semuanya di seluruh dunia tidak bisa kembali pada kondisi normal seperti zaman dulu lagi sebelum ada pandemi COVID-19. Kita harus membuat paradigma baru, kita harus mengubah kebiasaan-kebiasaan kita menuju kebiasaan baru, kita harus hidup normal dengan cara yang baru, kita tidak bleh mundur setapak pun untuk tidak produktif, sekali lagi kita harus tetap produktif tetapi aman dari COVID-19.
Inilah yang harus kemudian kita biasakan dan inilah strategi yang kita lakukan dengan cara mengubah cara hidup kita masing-masing, kita dituntut hadapi pola hidup bersih dan sehat, kita harus mulai membiasakan untuk sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir, kita harus mulai selektif, mulai memilih untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di luar rumah, dan kemudian menggunakan masker bila berada di rumah, kita mulai membiasakan diri untuk tertib, tidak berdesak-desakan, tidak berkumpul padat tanpa satu tujuan apapun yang bersifat produktif. Inilah yang kita maksudkan dengan berubah cara berpikir kita, berubah kebiasaan kita.
Saudara-saudara ini menjadi sangat penting, sampai saat ini para ahli di seluruh dunia masih bekerja keras untuk betul-betul bisa memahami tentang virus ini sehingga bisa diketemukan obat terpilih dan vaksin yang bisa digunakan untuk memunculkan kekebalan.
Sepanjang upaya ini belum ada hasilnya atau belum mendapat hasil yang terbaik untuk disepakati bisa dipakai seluruh dunia, maka satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah menjaga jangan sampai terinfeksi dan menjaga jangan sampai tertular penyakit ini.
Upaya ini bisa dilakukan kalau kita betul-betul paham bagaimana penyakit ini menular, siapa yang menularkan, bagaimana caranya menular, ini yang harus kita pahami. Upaya-upaya normal yang baru ditujukan untuk bisa memutus ini semua.
Kita sadari bahwa penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang kemudian menjadi tumbuh dan banyak di saluran pernafasan kita apabila terinfeksi, dan kemudian bisa menyebabkan gangguan pada fungsi pernapasan yang pada akhirnya akan melumpuhkan fungsi pernapasan dan menyebabkan kematian. Penyakit ini dibawa oleh orang-orang yang di dalam saluran pernapasannya terinfeksi virus dan akan keluar dari tubuhnya manakala dia batuk, manakala dia bersin dan manakala dia berbicara, yang keluar melalui percikan-percikan lendir yang berada di saluran pernafasan dia yang kecil-kecil yang kita sebut droplet.
Lendir ini bisa menyebar dari seseorang yang sakit apabila dia batuk dan bersin bisa menyebar pada jarak sampai dengan satu meter, percikan ini bisa mengenai orang lain yang tidak terlindung dan terhirup di saluran napasnya dan kemudian akan tubuh di dalam saluran napasnya dan dia akan menjadi sakit, atau terpercik ke barang-barang lain di sekitarnya yang secara tidak sadar dipegang orang lain dan dengan tangan yang terkontaminasi dia memegang mulut, hidung, mata, maka akan terjadi penularan.
Karena itu cara hidup baru yang kita lakukan adalah mencuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabun. Sejauh ini yang sudah dipahami para ahli bahwa virus ini pada lapisan luarnya tersusun dari material sejenis lemak, yang akan hancur bila terkena detergen sehingga virus akan pecah, rusak dan mati. Karena itu cuci tangan dengan menggunakan sabun.
Kedua, kita sekarang juga sudah mulai melihat pada perubahan gejala yang dimunculkan virus ini, pada kelompok-kelompok usia muda, atau lebih tegas lagi kelompok-kelompok dengan imunitas yang baik, orang yang sehat tanpa penyakit bawaan apabila terinfeksi oleh virus ini tidak timbulkan gejala yang signifikan, bahkan beberapa tanpa menunjukkan gejala apapun, namun di dalam saluran napasnya sudah banyak didapatkan banyak virus.
Nah orang-orang seperti ini, orang-orang tanpa gejala ini yang memiliki mobilitas yang cukup tinggi secara sosial, karena dia tidak merasa sakit, dia tidak tahu dirinya terinfeksi.
Orang inilah yang kemudian punya peluang paling besar untuk kemudian menularkan penyakit ini ke orang lain, baik secara langsung seperti yang kami sampaikan di depan dan yang tidak langsung melalui percikan-percikan droplet pada benda di sekitarnya, karena itu aktivitas sosial dia yang dimaknai pergerakan mereka kita batasi.
Inilah gunanya kenapa setiap kita keluar dari rumah gunakan masker, karena kita tidak tahu siapa orang tanpa gejala tersebut. Oleh karena itu tetap di rumah menjadi pilihan, kalau pun terpaksa harus keluar rumah, gunakan masker, hindari kerumunan yang tidak memungkinkan kita bisa jaga jarak satu meter, ini menjadi penting.
Oleh karena itu PSBB ditujukan fokus pada upaya untuk mencegah dan memutuskan rantai penularan ini. Saudara-saudara di dalam kegiatan hari raya sudah jadi tradisi kita untuk beranjangsana, bahkan di dalam tradisi kita mudik bertemu secara langsung, bersalaman, berjabat tangan, mencium tangan menjadi sesuatu tradisi yang sudah bertahun-tahun kita laksanakan. Memang berat kalau harus kita tinggalkan saat sekarang.
Inilah tantangan kita bersama, cobaan ini harus kita jalani apapun yang terjadi kalau kita menginginkan sesegera mungkin kita bisa mengendalikan ini. Setelah Lebaran kadang-kadang pun juga harus kembali ke tempat kerja, kembali ke kota tempat mencari nafkah, itu juga jadi problem tersendiri untuk kita. Karena itu pahami dalam situasi yang saat ini terjadi kita tidak boleh menggunakan cara pikir, cara tindak seperti situasi di masa masa lalu, inilah yang kemudian pemerintah dan bapak presiden sendiri nyatakan kita harus bersabar, situasi ini tidak mudah namun kita yakin dengan kebersamaan pasti kita akan bisa lakukan.
Saudara-saudara dalam rangkaian upaya tersebut, Pemerintah DKI telah mengeluarkan satu Pergub nomor 47 tahun 2020, peraturan ini adalah sebagian dari apa yang telah kami jelaskan di depan yang berisi pembatasan kegiatan berpergian keluar ataupun masuk Provinsi DKI dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Silakan dipahami aturan-aturan ini, karena semata-mata ditujukan untuk pencegahan sebaran COVID-19. Secara rinci nanti akan ada yang jelaskan detail terkait pergub ini, prinsipnya adalah bahwa memang ada pengecualian untuk aktivitas pekerjaan yang dilakukan baik oleh warga DKI yang harus laksankana pekerjaan di luar Jabodetabkek, atau orang yang berada di luar yang Jabodetabek yang harus ada pekerjaan di DKI.
Saudara-saudara mudah-mudahan ini bisa dipahami bersama dan setiap hari kita akan sampaikan informasi tentang hal ini. Pada hari ini juga kita akan laporkan kinerja data yang kami himpun pada pukul 12.00 WIB.
Saudara-saudara bahwa kami sudah lakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 248.555 spesimen, ini kita periksa dengan baik menggunakan mesin real time PCR atau pun mesin tes cepat molekuler, ini yang kita lakukan dan hari ini pun masih terus kita lakukan verifikasi hasil pemeriksaan spesimennya untuk bisa kita pastikan kepentingan kita di samping test secara masif tapi juga tracing secara agresif.
Oleh karena itu spesimen yang kita periksa seluruhnya harus kemudian kita terjemahkan melalui kegiatan penyelidikan epidemiologi yang ditujukan untuk pelaksanaan tracing secara agresif, yang nantinya akan bermuara pada isolasi yang ketat pada kasus positif yang kita dapatkan.
Saudara-saudara hari ini konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 526 orang sehingga totalnya menjadi 22.271 orang. Kasus sembuh 153 orang pada hari ini sehingga totalnya menjadi 5.402 orang, kemudian kasus meninggal 21 orang sehingga totalnya menjadi 1.372 orang. Sudah 404 kabupaten kota yang terdampak di 34 provinsi.
Oleh karena itu pekerjaan kita masih cukup berat karena kami masih melakukan pemantauan di seluruh wilayah tanah air ini kepada orang-orang yang perlu kita pantau sebanyak 42.551 orang, sementara pasien dalam pengawasan yang masih tetap kita awasi 11.389 orang. Gambaran inilah yang kami sampaikan sekali lagi bahwa proses penularan masih saja terjadi, masih ada orang tanpa gejala atau sumber penularan penyakit yang masih ada berada di tengah masyarakat dan masih ada masyarakat yang rentan untuk tertular ini karena masih melaksanakan kontak dekat, karena masih melaksanakan kegiatan berkerumun, tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker, tidak rajin mencuci tangan. Inilah yang menjadi salah satu sebab mengapa kasus ini masih saja terus terjadi dari hari ke hari.
Saudara-saudara saatnya kita bersama untuk memahami bahwa situasi yang terjadi saat ini perlu diintervensi bersama-sama, perlu gotong royong, saling bahu-membahu, dan memahami dengan baik apa COVID-19 itu. Pemerintah telah sediakan banyak informasi di berbagai kanal informasi, TVRI, RRI tiap hari siarkan ini dan disebarluaskan oleh TV dan radio swasta lainnya. Oleh karena itu ikuti, jalankan, kita tidak akan lakukan imbauan terus, tapi jalankan imbauan yang sudah ada, karena strategi kita sudah pasti putus rantai penularan ini dengan menerapkan pola hidup baru, PHBS jalankan dengan baik, mencuci tangan, pakai masker, tetap di rumah, jaga jarak, hindari kerumunan, inilah strategi-strategi kita. Oleh karena itu mari kita jalankan ini, kita harus bergerak bersama, kita tak bisa bergerak sendiri.
Kami berharap keluarga adalah basis perubahan perilaku ini yang secara mendasar, karena itu mari jadikan keluarga kita keluarga yang aman, terlindung sehingga kita juga bisa lindungi orang lain, melindungi keluarga yang lain, dan melindungi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Saudara sekalian mari kita rapatkan barisan kita untuk melawan COVID-19, karena hanya ini yang kita yakini bahwa kita bisa menjalaninya, kita pasti bisa, Indonesia pasti bisa. Sekian dan terima kasih.