Pemilik rumah makan Ganto Minang, Uni Ema menceritakan pengalamannya mendirikan usahanya tersebut dari nol hingga sekarang sukses memiliki 8 karyawan karena permintaan semakin meningkat.
Ganto Minang yang didirikannya dibuka pada tahun 2000 bersama adik dan kakaknya. Dalam pengalamannya selama 20 tahun ada banyak kisah menarik yang pernah dilewati, bahkan Ia mengaku sempat kena musibah penggusuran.
"Rumah makan Ganto Minang, aku buka di tahun 2000 bareng adik dan kakak, jadi ini usaha keluarga. Pengalaman demi pengalaman sudah kita lewati. Dari kena gusur, sampai pada situasi pandemi ini," ujar Uni Ema melalui akun Instagram resmi Grab Indonesia, Jumat (22/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama masa pandemi ini, Ema bersyukur karena ada Grab yang menolong melewati masa sulit. Semua pesanan diantar secara online sehingga Ia merasa sangat terbantu.
"Aku bersyukur di keadaan ini ada Grab menolong. Semua pesan ke onlen, jadi sangat terbantu. Di masa musibah, pesanan masih datang," sambung Uni Ema.
Ganto Minang yang berarti lonceng, sekarang telah memiliki total 8 karyawan. Uni Ema menyebut, untuk urusan memasak Ia dan suaminya yang melakukan, sedangkan karyawannya membantu bersih-bersih karena semuanya harus tetap terjaga bersih.
"Tahun ini Uni gak pulang kampung. Gak apa. Ini juga karena sayang keluarga. Tapi kita masih bisa jalani tradisi berbagi takjil, tahun ini ke teman-teman driver." sambung Uni Ema.
Uni Ema berharap agar tetap dapat menjalin kerja sama yang erat dengan Grab, Selain itu, Ia juga berharap ada banyak promo yang ditawarkan karena bila ada promo, maka pesanannya pun akan semakin meningkat.
(mul/ega)