Solossa Si Mutiara Hitam Papua

Profil Singkat

Solossa Si Mutiara Hitam Papua

- detikNews
Selasa, 20 Des 2005 12:41 WIB
Jakarta - Kemiskinan selalu menjadi selimut tubuh setengah telanjang warga Papua. Sejumlah persoalan pelik pun tengah melanda Papua. Namun kondisi ini tak membuat Jacobus Perviddya Solossa (57) berhenti berkarya hingga maut menjemputnya.Sosok Solossa dikenal sebagai salah satu tokoh Papua, karena semasa hidupnya lebih mementingkan kepentingan masyarakat kecil yang ada di pedalaman Papua yang terimpit oleh kemiskinan dan kebodohan.Solossa meninggal di tengah demikian peliknya persoalan di Papua. Dia secara sekaligus menangani masalah perbatasan, Organisasi Papua Merdeka (OPM), pemekaran wilayah, dan otonomi khusus.Belum lagi masalah keterbelakangan dan kemiskinan sebagian warga Papua. Bahkan terakhir masalah kelaparan di Yahukimo. Dan tak lupa, gonjang-ganjing Pilkada Papua, di mana Solossa menjadi kandidat kuat.Si mutiara hitam Papua ini wafat saat hendak menuju Gedung Sasana Karya Kantor Gubernur untuk menghadiri peringatan Hari Trikora.Namun takdir membelokkan Solossa dari tugas yang hendak diembannya itu. Rumah Sakit Dok II Jayapura menjadi tujuaannya. Solossa pun menempati ruang ICU.Pukul 21.30, Senin (19/12/2005), Solossa mengembuskan nafas terakhirnya di hadapan istri, Ny Emma Solossa, adik kandung, para ajudan, dan sopirnya.Dua versi cerita meninggalnya Solossa turut menyertai kepergiannya. Pertama, akibat serangan jantung karena sebelumnya Solossa mengalami sesak nafas.Versi kedua bersifat spekulatif, lantaran Solossa menderita sakit di bagian perut setelah menyantap hidangan di acara peringatan HUT ke-25 dan Reuni SMA Negeri II Jayapura di Gedung Olahraga Cenderawasih, Jayapura.Doktor ilmu sosial lulusan Universitas Padjadjaran tahun 2005 kelahiran Mefkajim Ayamaru, Sorong, 8 Mei 1948, ini meninggalkan seorang istri, Ny Emma Solossa dan dua putra, yakni Ekatherma Solossa dan Aquino LR Solossa. Kedua putra Solossa masih duduk di bangku kuliah.Jabatan terakhir yang diemban lulusan magister ekonomi pembangunan Universitas Gadjah Mada tahun 2000 ini adalah Gubernur Pemerintah Propinsi Papua. Meski berada di provinsi yang paling tertinggal di Tanah Air ini, sejumlah prestasi diperolehnya.Solossa pernah menjadi Kepala Sub Bagian Peningkatan Kesehatan Masyarakat (1977-1982), Kepala Sub Bagian Generasi Muda Biro Binsos (1982-1987), Wakil Ketua DPRD TK I Irian Jaya (1987-1992), Wakil Ketua DPRD TK I Irian Jaya (1992-1997), Anggota DPRD TK I (1997-1999).Jebolan sarjana administrasi negara FISIP Universitas Cendrawasih tahun 1986 ini juga pernah menerima Piagam Penghargaan DPP Golkar tahun 1987. Sejumlah pengalaman pun pernah dikecapnya, seperti Kongres Pemuda Sedunia di Spanyol, mengikuti Asian Games XI di RRC, serta mendapat promosi universitas di Jepang dan AS.Kilau si mutiara hitam ini kini sudah sirna. Selamat jalan Jacobus Perviddya Solossa. Semoga mutiara hitam lainnya akan terus bermunculan di tanah Papua. (sss/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads