Arti Idul Fitri selama ini identik dengan kembali ke Fitri atau Fitrah. Selain makna tersebut, tahukah Anda arti mendalam lainnya dari Idul Fitri? Prof. Nasaruddin Umar menjelaskan dalam detik Kultum, banyak versi makna dan terjemahan kata 'Id al-Fithr (baca: Idul Fitri) di dalam masyarakat. Ada yang dapat dipahami dan dapat diterima serta ada pula terlalu jauh memaknainya sehingga keluar dari konteksnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kamus Lisan 'Arab, kamus bahasa Arab terlengkap, fitrah berasal dari akar kata fathara-fathran, yang berarti membelah, merobek, tumbuh, dan berbuka. Dari akar kata yang sama lahir kata fithrah yang berarti sifat pembawaan sejak lahir. Kata Idul Fitri bisa juga berarti 'id al-fthrah yaitu kembali ke sifat bawaan kita sejak lahir, yaitu bersih dan suci, setelah sebulan penuh ditempa berbagai amalan Ramadhan.
"Dari pengertian ini dipahami bahwa yang bisa kembali ke fitrah ialah mereka yang telah melakukan berbagai macam upaya pembersihan dan penyucian diri melalui amaliah Ramdhan, seperti puasa, zakat, qiyamullail, itikaf, dan berbagai amal sosial seperti sedekah, silaturrahim, memberi makanan buka puasa, dan lain sebagainya," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal itu.
Prof. Nasaruddin Umar menambahkan, Idul Fitri juga bisa dimaknai kembalinya manusia ke jati dirinya yang paling orisinal dan genuine. "Kita kembali kepada keluhuran hati nurani, kembali ke dalam suasana batin paling luhur dan lurus," jelasnya.
Apalagi makna mendalam Idul Fitri? Saksikan selengkapnya detik Kultum bersama Prof. Nasaruddin Umar hanya di detikcom.