Jakarta - Gubernur Papua JP Solossa meninggal mendadak. Di tengah suasana duka, berbagai rumor dan isu beredar di masyarakat seputar penyebab meninggalnya Solossa. Apalagi Solossa meninggal sesaat setelah makan malam.Warga hanya mengetahui bahwa Solossa meninggal mendadak dalam perjalanan dari Gedung Cendrawasih, Jayapura, menuju Gedung Sasana Karya, Senin malam (19/12/2005) sekitar pukul 21.30 WIT.Sebelumnya tidak ada tanda-tanda sakit pada diri Solossa. Bahkan saat membuka acara Reuni SMA Negeri II Jayapura di Gedung Cendrawasih, Solossa masih tampak segar bugar.Tak heran jika kemudian bisik-bisik beredar di masyarakat seputar penyebab kematiannya. Awalnya, warga hanya membicarakan isu ini di kantor-kantor atau di kalangan tertentu. Namun, belakangan berbagai kecurigaan tersebut sudah beredar luas di masyarakat, termasuk melalui SMS."Memang saat ini warga memperbincangkan penyebab meninggalnya Solossa. Bahkan menjadi pembicaraan hangat. Berbagai kecurigaan muncul karena Solossa meninggal di saat situasi politik di Papua lagi panas," kata aktivis Elsham Aloysius Rahawarin saat dihubungi
detikcom, Selasa (20/12/2005).Situasi politik di Papua saat ini memang tengah memanas menjelang diadakannya Pilkada Papua pada bulan Januari 2006 mendatang. Dan Solossa merupakan salah satu kandidat gubernur, bahkan disebut-sebut sebagai calon terkuat. Ia berpasangan dengan Paskalis Kosy untuk memperebutkan kursi Gubernur Papua 2006-2011.Tak heran jika muncul bebagai rumor. Warga seakan tidak percaya dengan dugaan Solossa meninggal akibat serangan jantung. Apalagi sebelumnya tidak pernah ada kabar jika Solossa menderita penyakit tersebut.Bisik-bisik, warga mencurigai Solossa meninggal karena diracun. Apalagi beredar 2 versi seputar meninggalnya Solossa. Pertama, dikabarkan Solossa tiba-tiba merasakan sakit di bagian perut dan langsung pingsan tidak sadarkan diri usai acara reuni. Solossa kemudian dibawa ke RSUD Dok II Jayapura dan ditangani oleh Dokter Teopius. Sampai di RS, Solossa sudah tidak sadarkan diri, dan denyut nadinya sudah tidak ada. Dari mulutnya keluar busa.Versi kedua, saat di perjalanan usai menghadiri pembukaan reuni SMA 2 Jayapura, tiba-tiba Solossa meminta sopirnya berbelok menuju RS Dok II. Sopir menduga Solossa akan menjenguk kerabat yang berada di RS. Namun setelah masuk RS itulah nyawanya sudah tidak tertolong lagi. "Warga sebenarnya banyak yang mengusulkan agar Solossa diotopsi saja, tetapi keluarga semalam tidak mau dan menginginkan Solossa segera dibawa pulang. Hal ini menjadi tanda tanya rakyat Papua," kata Rahawarin.
Foto:Solossa diambil dari situs papua.go.id
(jon/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini