Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menyatakan virus Corona tidak akan hilang dari muka bumi dalam waktu yang lama. Karena itulah, istilah berdampingan lebih tepat digunakan daripada berdamai dengan virus itu.
"Pertama saya lebih sependapat kalau kita menggunakan istilah berdampingan. Artinya berdampingan itu ya kita bisa aja musuhan sama siapa, tapi jalan bersama-sama itu bisa. Tapi kalau damai, ya itu istilah aja sih, tapi mungkin dari sudut virologi, istilah berdampingan itu lebih dapat dipraktikkan ya," kata Kepala LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio dalam acara d'Rooftalk yang tayang di detikcom, Rabu (20/5/2020).
Prof Amin mengatakan umat manusia punya sejarah dan pengalaman hidup berdampingan dengan mikroba lain, seperti virus influenza, HIV, maupun demam berdarah. Menurutnya, yang perlu dilakukan adalah mengenali virus tersebut untuk bisa mencegah penularannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi istilah berdampingan dengan patogen itu bukan hal yang baru. Sekarang ini virus Corona-nya yang baru, walaupun sebelumnya coronavirus itu bukan baru kan ya, sudah lama ada cuma reservoirnya ada di hewan sebagian besar. Baru coronavirus ini yang saat ini yang SARS Cov-2 ini yang bisa 'berhasil' ya dari sudut virusnya, menyerang hampir seluruh negara di dunia ini. Dulu SARS coronavirus pertama kan terbatas," jelas Prof Amin.
"Jadi saat ini tugas kita semua, semua profesi di bidang kesehatan untuk mencermati betul secara lengkap perilaku virus ini sehingga kita pertama tidak bisa mengharapkan dia akan musnah 100 persen dari muka bumi ini. Dia akan tetap ada, cuma ya itu, kita berdampingan, jangan... kita nggak ganggu dia, dia nggak ganggu kita. Ibaratnya begitu," lanjutnya.