"Situasi sekarang sudah kondusif, untuk pemilik kedai tuak juga sudah kita amankan," ujar Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Aris Wibowo di Masjid Al-Amin yang berlokasi tidak jauh dari warung tuak, Rabu (20/5/2020).
Aris mengatakan peristiwa ini berawal dari adanya warga yang datang meminta agar warung tuak ditutup. Namun, pemilik warung tuak diduga melakukan perlawanaan.
"Tadi terjadi sedikit keributan antara warga dengan ada pemilik kedai (warung) tuak. Maksud warga untuk memberikan peringatan agar tidak buka, namun terjadi perselisihan sehingga ada sedikit keributan," katanya.
Aris meminta warga tidak terprovokasi dengan kejadian ini. Dia juga meminta agar pemilik warung tuak menutup sementara usahanya selama bulan Ramadhan.
"Mohon kepada warga tidak terprovokasi hal-hal yang bisa mempengaruh suasana. Kita imbau juga kepada pemilik kedai tuak atau minuman keras lainnya silahkan menutup dulu kedainya, sampai mungkin menghormati pemeluk agama muslim yang sedang merayakan ibadah puasa," jelasnya.
Sebelumnya, sekelompok massa dari FUI mendatangi warung tuak di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utata (Sumut). Mereka hendak meminta warung tersebut ditutup, tapi pemilik warung menolak.
Ketua FUI Sumut, Indra Suheri, mengatakan massa datang beramai-ramai usai salah satu anggota FUI mengambil gambar warung tuak menggunakan kamera ponsel, tapi pemilik warung tuak keberatan. Dia menyebut ada kontak fisik antara anggota FUI itu dan pemilik warung.
"Ada personel FUI yang datang bagus-bagus melihat adanya praktik penjualan tuak yang jelas-jelas ini adalah tindakan perbuatan melawan hukum. Nah, kemudian ditegur sambil memfotokan, karena koordinasi kita dengan kepolisian kalau ada apa-apa dikirim bukti, maka dilakukan salah seorang pengurus FUI di Perumnas Mandala," ujar Indra di lokasi kejadian.
"Tapi nampaknya mendapat respons kurang bersahabat. 'Ngapain foto-foto kami ini, enak-enak aja tanpa izin,'" imbuhnya.
(dwia/dwia)