Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menerima data sudah ada 30 ribu lebih relawan tergabung untuk terlibat dalam penanganan COVID-19. Para relawan ini nantinya akan mengawal pergerakan aktivitas warga di pasar agar mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan konsep 'new normal'.
"Kita semua mengumpulkan data dan menyiapkan protokol bagaimana kita mulai membuka pasar. Hari ini relawan bergerak di pasar untuk memberikan edukasi kepada teman-teman di pasar, kepada masyarakat yang belanja maupun menjual," kata Koordinator Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Andre Rahadian melalui siaran langsung di YouTube BNPB, Rabu (20/5/2020).
"Apa yang harus mereka lakukan agar bisa tetap berusaha nantinya dengan konsep yang baru, dengan konsep new normal. Begitu juga dengan bidang-bidang usaha yang lain sampai nantinya ke sekolah," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andre menerangkan, dari 30 ribu relawan, 7.000 di antaranya relawan medis, sementara sisanya sebanyak 22.900 relawan nonmedis. Andre mengatakan 70 relawan ada di Pulau Jawa yang memang menjadi episentrum penyebaran virus Corona.
"Kalau medis ada beberapa kategori seperti dokter, bidan, perawat, sedangkan nonmedis juga terbagi untuk logistik dan administrasi umum. Kita juga sudah bisa menyatukan teman-teman mahasiswa, jadi ada 15 ribu tergabung direkrut melalui Kemendikbud dan sudah terdaftar juga di desk relawan gugus tugas," jelasnya.
Andre menjelaskan, para relawan mulai diterjunkan untuk memberikan edukasi dan membagikan masker melihat situasi pasar yang mulai ramai kembali.
"Jadi kita mulai memberikan informasi, kita memberikan flyer, kita memberikan juga tools, kita membagikan face shield kepada para pedagang karena memang ini menjadi suatu yang tidak bisa kita hindari bahwa sampai vaksinnya ditemukan kita harus bisa mulai kembali ke kehidupan kita sebelumnya dengan protokol yang berbeda," jelasnya.
Ke depan, Gugus Tugas berkonsentrasi dalam pembentukan protokol kesehatan menghadapi kehidupan di tengah pandemi COVID-19. Andre ingin masyarakat bisa memiliki persepsi yang sama dalam upaya pemutusan rantai penyebaran virus Corona.
"Ke depan kita konsentrasi dalam selain yang relawan medis kita untuk yang nonmedis konsentrasi dalam pembentukan protokol. Kita melatih relawan nonmedis yang ada. Kita bekerja sama dengan banyak ormas untuk bisa menyamakan persepsi atas apa yang harusnya masyarakat lakukan. Jadi segi edukasi akan menjadi peran penting selain juga proses-proses penerimaan input data dari masyarakat," ujarnya.
Dalam rangka semangat hari Kebangkitan Nasional, Andre mengajak semua pihak untuk berperang melawan COVID-19 dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan baru.
"Jadi karena ini peperangan yang masih panjang, jangan sampai kita menyerah di depan. Ini sangat penting dengan semangat Kebangkitan Nasional kita bersama-sama seluruh elemen masyarakat," kata Andre.
"Kita tidak bisa hanya bersandar kepada pemerintah tapi semua komunitas, akademisi, termasuk media juga bahu-membahu memberikan informasi yang benar dan akurat serta menyampaikan protokol kesehatan dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi COVID-19 ini dan juga dalam persiapan new normal yang ada," tambahnya.
(idn/idn)