Australia menerapkan lockdown untuk mencegah penularan dan menekan jumlah kasus COVID-19. Pengalaman ini diceritakan mahasiswa Indonesia Elis Zuliati Anis, yang juga menjalankan puasa Ramadhan di tengah pandemi corona.
"Untuk penegakan hukum ada police drone yang ngawasin kita dari atas. Drone ini mengawasi saat kita beraktivitas di luar rumah," kata Elis yang sedang menyelesaikan pendidikan di University of Western Australia.
Selain penggunaan drone, semua rumah ibadah tidak diperbolehkan menerima jamaah mulai 29 Maret 2020. Ibadah dilakukan di rumah demi keamanan dan kesehatan lingkungan sekitar dari COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aturan tersebut berdampak juga pada kegiatan khas Ramadhan lainnya misal buka puasa bersama. Aktivitas yang dirindukan tersebut tak bisa dilakukan hingga kondisi menjadi lebih baik.
Muslim Australia memilih taat aturan pemerintah untuk mencegah COVID-19. Aktivitas ibadah menjadi lebih banyak dilakukan di rumah daripada masjid. Selain hal tersebut, sebetulnya tak banyak yang berubah pada Ramadhan 2020.
"Ramadhan tetap menjadi saatnya refleksi dan evaluasi serta mendekatkan diri pada Allah SWT. Tidak ada yang berbeda antara Ramadhan 2020 dengan yang pernah dilalui," kata Elis dalam siaran live dengan topik Big Ideas x MEP: Connected despite Coronavirus pada Selasa (19/5/2020).
Ramadhan 2020 juga tetap menyimpan hikmah meski berlangsung selama pandemi corona. Masyarakat menjadi lebih peduli dengan lingkungan sekitar supaya bisa sama-sama melewati krisis COVID-19.
Elis pernah merasakan sendiri kepedulian itu saat sedang belanja. Dia sedang meninggalkan keranjangnya, saat tahu sudah ada yang membayar belanjaan. Elis juga mendapati program pemberian sembako satu kali dalam seminggu.
Taat aturan beribadah di rumah dan peduli sesama berbuah manis. Mulai 27 April 2020, jumlah orang yang bisa berkelompok menjadi 10 orang setelah sebelumnya hanya dua orang. Selanjutnya mulai 18 Mei 2020, rumah ibadah sudah kembali menerima jamaah.
"Jumat minggu ini masjid sudah bisa melaksanakan Sholat Jumat dengan jumlah jamaah yang dibatasi. Jumlah jamaah paling banyak 20 orang dengan tetap menerapkan social distancing dan protokol kesehatan lainnya," kata Elis.
Social distancing atau jaga jarak sangat penting dalam usaha pencegahan COVID-19. Kebijakan, disiplin masyarakat, dan penerapan yang tegas memungkinkan virus corona dapat dikalahkan. Hasilnya, para muslim bisa kembali beribadah di masjid tanpa khawatir.
Tonton video Kesedihan Imam Masjid Irak di Ramadhan Tahun Ini:
(row/erd)