Menristek: Ketergantungan Impor Indonesia di Bidang Kesehatan di Atas 90 Persen

Menristek: Ketergantungan Impor Indonesia di Bidang Kesehatan di Atas 90 Persen

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Senin, 18 Mei 2020 19:34 WIB
Komisi VII DPR RI menyetujui ide Menristek soal BRIN untuk mengintegrasikan semua litbangjirap di Kementerian dan Lembaga pemerintahan.
Foto: Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro (dok. istimewa)
Jakarta -

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia masih memiliki tingkat ketergantungan impor yang tinggi di bidang kesehatan. Awalnya, Bambang menjelaskan kondisi umum yang dialami semua negara akibat adanya pandemi Corona (COVID-19), menurutnya banyak negara tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi pandemi Corona.

"Jadi artinya kita semua saat ini, bahkan semua negara tidak ada pengalaman cukup untuk menghadapi pandemi baru ini. Dengan keterbatasan, kita harus berupaya lebih keras dan salah satunya upaya lebih keras itu terutama baik di peneliti atau dosen adalah bagaimana kita keluar dengan inovasi yang pada akhirnya membuat kita berhadapan dengan COVID-19," kata Bambang dalam telekonferensinya, Senin (18/5/2020).

Bambang pun mengatakan Tim Konsorsium COVID-19 Kemristek/BRIN merupakan salah satu wadah guna mengembangkan dan mencari solusi terkait pandemi. Menurutnya melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK), perguruan tinggi, rumah sakit, BUMN, hingga swasta, dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor di bidang kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang kemudian menyebut, ketergantungan Indonesia terhadap produk impor di bidang kesehatan masih tinggi. Menurutnya, angka ketergantungan tersebut masih di atas angka 90 persen.

"Jadi dengan kolaborasi pendanaan itu, paling tidak di Indonesia, kita mulai mengurai upaya mengurangi terhadap ketergantungan impor dalam kesehatan dan impor terhadap obat yang dua-duanya diperkirakan ketergantungannya di atas 90 persen," ucap Bambang.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan kondisi ketergantungan yang tinggi itu dapat membuat Indonesia menjadi negara yang rapuh. Dia mengimbau agar di masa pandemi ini, Indonesia bisa berinovasi membuat barang atau alat kesehatan.

"Dengan ketergantungan besar maka posisi negara kita saat pandemi menjadi vulnerable. Karena dalam kondisi pandemi itu semua dalam kondisi lagi high demand, semua membutuhkan, semua butuh test kit, ventilator. Mau nggak mau selain kita berupaya untuk mendapatkan akses (kesehatan) maka cara terbaik adalah, tidak hanya untuk jangka sekarang tapi untuk jangka panjang, adalah kita belajar dengan inovasi kita untuk membuat barang atau membuat alat yang sejenis," ujar Bambang.

"Nah itulah motivasi konsorsium dibuat dan kenapa berbagai insititusi langsung menyatakan bergabung di sini," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads