Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengimbau masyarakat selalu menerapkan protokol COVID-19. Jika mengabaikannya, ia menilai masyarakat tidak akan bertahan menjalani hidup berdampingan dengan virus Corona.
"Hidup berdampingan di mana kita tidak menyerah, tetapi kita harus mengubah perilaku kita, kita harus mengubah cara pandang kita. Beberapa hal yang sudah dituntut telah kita lakukan bahkan dengan baik, seperti kebiasaan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun, kemudian menggunakan masker manakala keluar rumah, kemudian tidak menempatkan alternatif keluar rumah sebagai alternatif pertama," beber Yuri dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB Indonesia, Minggu (17/5/2020).
Yuri menyebut masyarakat bisa produktif di rumah dan menghindari tempat atau kerumunan orang. Kerumunan ini menurutnya memungkinkan terjadinya penularan virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yuri, setiap orang berpotensi tertular virus Corona tanpa memandang usia dan latar belakang apapun. Sehingga, kata Yuri, ini bukanlah waktu yang tepat untuk bersikap egois dan menganggap dirinya kebal dengan COVID-19. Sekali lagi ia mengingatkan bahwa masyarakat tidak akan mampu bertahan menghadapi pandemi Corona ini apabila tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Inilah yang harus kita laksanakan, kalau kita tidak mau melaksanakan, maka kita tidak akan bertahan, tidak survive terhadap permasalahan ini," sebut Yuri.
Yuri mengatakan faktor utama pembawa wabah Corona ini adalah manusia. Oleh karena itu, sebaran COVID-19 sangat bergantung terhadap aktivitas masyarakat.
"Faktor pembawa virus ini adalah manusia. Oleh karena itu, pergerakan sebaran virus ini akan sangat tergantung dari sebaran, dari aktivitas manusia itu sendiri, dari kegiatan-kegiatan sosial manusia itu sendiri," ucap Yuri.
"Inilah yang kemudian akan menjadi faktor utama di dalam penyebaran penyakit ini. Oleh karena itu, secara konsisten pemerintah sesuai dengan arahan Presiden akan melaksanakan hal-hal yang mendasar di dalam konteks untuk menangani COVID-19," ujarnya.
(gbr/gbr)