Cerita 'Korban Prank' Wanita Potong Jari di Medan: Merasa Iba-Beri Rp 5 Juta

Cerita 'Korban Prank' Wanita Potong Jari di Medan: Merasa Iba-Beri Rp 5 Juta

Haris Fadhil - detikNews
Sabtu, 16 Mei 2020 15:40 WIB
Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin (dok. Istimewa)
Foto: Erdina Sihombing (masker merah-tangan kiri diperban) saat di kantor polisi (dok. Istimewa)
Medan -

Salah satu organisasi kepemudaan di Medan ternyata sempat memberi bantuan Rp 5 juta ke Erdina Sihombing, wanita yang sempat mengaku sebagai korban begal hingga empat jarinya putus, sebelum akhirnya terungkap kalau pembegalan itu hanya rekayasa. Bagaimana ceritanya?

Ketua Umum DPP Angkatan Muda Sisingamangaraja (AMS) XII, Paulus Ronald Sinambela, mengatakan bantuan itu diberikan setelah mendengar cerita soal Erdina yang menjadi korban begal hingga menyebabkan empat jarinya putus. Paulus mengatakan bantuan diberikan karena mereka merasa iba dengan peristiwa tersebut.

"Kita kemarin itu kasih bantuan Rp 5 juta, uang mengingat ibu itu berhalangan untuk mencari nafkah karena jarinya putus. Kita kasih untuk meringankan beban, apalagi dengar ibu itu punya enam orang anak, apalagi single parent, menurut pengakuannya ke kita," ujar Paulus, Sabtu (16/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku tak akan mempermasalahkan bantuan yang diberikan pada 9 Mei tersebut. Dia berharap bantuan itu bisa menjadi berkah bagi Erdina.

"Biarlah (bantuan) itu menjadi berkat untuk ibu itu. Apapun ceritanya, siapapun manusianya pasti perlu bantuan," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Satu sisi kita hanya bisa senyum saja," sambung Paulus.

Paulus pun memuji kepolisian yang bisa mengungkap kasus dugaan laporan palsu tersebut. Menurut Paulus, cerita yang disampaikan Erdina sangat meyakinkan.

"Dramatisirnya luar biasa sehingga kita pun tergerak. Saya dapat laporan dari Medan tentang kejadian pembegalan itu, saya kasih arahan untuk berikan bantuan ke ibu itu. Ternyata, ya salut juga kita pada Polda Sumut bisa membongkar itu," ucapnya.

Dia mengaku bingung dengan aksi nekat Erdina. Padahal, kata Paulus, aksi tersebut bisa saja bisa merenggut nyawa Erdina.

"Kalau orang berjuang itu ya memberikan sesuatu tanpa pamrih walaupun ya ini lagi musim prank. Makanya bingung kita, karena itu risikonya kalau pendarahan gimana coba? Masa depannya itu. Nggak bisa dibenarkan aksi ibu itu, melanggar hukum," ujar Paulus.

Simak juga video Kata Andovi soal Prank YouTuber Makanan Sampah: Jangan Sakiti Orang Lain:

Paulus berharap polisi bisa mengusut tuntas kasus ini secara transparan. Dia berharap kasus serupa tak terjadi lagi karena bisa membuat orang-orang malah menjadi curiga saat hendak membantu korban begal sebenarnya.

"Harapannya jangan sampai terjadi lagi, kasihan masyarakat mendengar ada yang kena musibah, yang lainnya jadi berpikir dua kali timbul kecurigaan," ucapnya.

Sebelumnya, Erdina sempat mengaku sebagai korban begal. Dia juga membuat laporan polisi soal dirinya menjadi korban begal hingga empat jarinya putus.

"Iya benar (empat jari putus). Sekarang dirawat di Rumah Sakit Murni Teguh," ujar Kapolsek Medan Area Kompol Faidir Chaniago saat dimintai konfirmasi soal kabar adanya laporan wanita menjadi korban begal hingga empat jarinya putus pada Jumat (1/5).

Polisi kemudian melakukan penyelidikan terkait laporan tersebut. Namun rupanya, tak ditemukan bukti soal kejadian seperti yang dilaporkan Erdina.

Setelah diinvestigasi lebih lanjut, termasuk memeriksa rekaman CCTV hingga saksi, ternyata peristiwa begal yang dilaporkan itu tak pernah terjadi. Erdina pun kini harus berurusan dengan hukum.

"Saat diinvestigasi, ternyata peristiwa tersebut tidak pernah terjadi," kata Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin, Jumat (15/5).

Erdina pun ditetapkan sebagai tersangka karena diduga membuat laporan palsu. Meski laporannya diduga palsu, kata Martuani, jari tangan Erdina memang putus. Dia menduga Erdina sengaja memotong empat jari tangannya demi klaim asuransi.

"Motifnya adalah karena tekanan ekonomi dan dililit utang agar mendapat klaim asuransi," ucap Martuani.

Halaman 2 dari 2
(haf/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads