Archi K9 Andalan Polda Sulsel Mati, Pawang Kenang Tugas SAR Likuifaksi Palu

Archi K9 Andalan Polda Sulsel Mati, Pawang Kenang Tugas SAR Likuifaksi Palu

Hermawan Mappiwali - detikNews
Selasa, 12 Mei 2020 10:49 WIB
Archi dan handler-nya, Bripka Febriar Tofan (Dok. Pribadi)
Archi dan handler-nya, Bripka Febriar Tofan. (Dok. Pribadi)
Makassar -

Satwa andalan Polda Sulsel, Archi K9, mati akibat kanker. Kepergian anjing K9 tersebut membuat handler atau pawang Archi, Bripka Febriar Tofan, merasa kehilangan.

Febriar mengenang sejumlah aksi bersama Archi, yakni ketika menjalani tugas kemanusiaan di wilayah terdampak bencana alam. Salah satunya, saat bertugas di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), daerah yang luluh lantak akibat diterjang gempa dan tsunami pada 2018.

Archi saat itu langsung diterjunkan di wilayah Petobo, tempat di mana banyak mayat korban ditelan bumi akibat likuifaksi pada tanah. Puluhan mayat berhasil diendus Archi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Total jenazah, kalau saya ingat, dapat titik sumber bau itu 23 mayat, ini titiknya yang benar-benar susah ya, mayat tenggelam dan Archi cuma cari bau," terang Febriar.

Kata Febriar, saat itu kondisi Archi sedang buruk karena ada kerak pada bagian giginya hingga harus dirawat di Klinik. Namun Archi tetap diterjunkan meski kondisi kesehatannya tidak sepenuhnya baik.

ADVERTISEMENT

"Saat ke Palu sama dia, itu dalam keadaan kondisinya tidak terlalu baguslah untuk tugas. Cuma karena ini perintah, ndak mungkinlah saya bilang ke Pak Kapolda, itu hari kan Pak Umar (Irjen Umar Septono). Jadi ndak bisa kecewakan pimpinan, jadi saya bilang siap komandan, Archi siap," katanya.

Meski kondisi kesehatannya sedang buruk, Archi disebut tetap maksimal dalam tugas. Febriar merasa anjingnya itu tahu bila dirinya dibutuhkan untuk tugas.

"Kan dia sebenarnya sakit, tapi saat kita sampai di Palu, saya lihat dia berubah, dia langsung semangat. Saya pelajari, ternyata dia tahu, kapan saya butuhkan dia langsung bangun dari istirahat," cerita Febriar.

"Kan dia kalau di dalam mobil dia tidak pernah bangun, dia tidur, eh, ini anjing pintar, pada saat saya yang mau pakai dia bekerja, dia langsung bangun, langsung ceria loncat-loncat," imbuh Febriar.

Selain bertugas di Palu, Archi juga pernah diterjunkan ke wilayah terdampak longsor di Manuju dan Sapaya, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada awal tahun 2019. Febriar mengklaim, 20 dari 65 mayat korban longsor ditemukan oleh Archi bersama sejumlah anjing pelacak Polda Sulsel lainnya.

Selain itu, Archi juga kerap diterjunkan dalam agenda pengamanan penting, seperti pengamanan area vital jelang Natal dan tahun baru di Kota Makassar, serta area vital pada saat pengamanan Pilkada serentak dan ajang Pemilu nasional lainnya di Sulsel.

Dari semua pengalaman tersebut, Febriar mengaku tak heran alias maklum. Archi sejak awal disebutnya sebagai anjing yang cerdas. Hal itu, kata Febriar, terbukti saat ia pertama kali pindah tugas dari Tim Jihandak ke Unit Satwa Polda Sulsel pada tahun 2017.

Karena tidak memiliki latar belakang SAR, Febriar mengaku banyak belajar secara otodidak seperti via YouTube, belajar pada orang lain, serta latihan bersama Archi. Namun masa-masa adaptasi Febriar saat itu berjalan lancar lantaran Archi mudah diajak bekerja sama.

"Saya coba latihan, belajar, ternyata si Archi ini lebih pintar dari saya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Archi mati saat dirawat di sebuah klinik di Jl Emmy Saelan, Rappocini, Makassar, pada Minggu (9/5), sekitar pukul 23.40 Wita. Personel Polda Sulsel juga memberikan penghormatan terakhir sebelum polisi satwa itu dikuburkan.

Halaman 2 dari 2
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads