Puasa mewajibkan orang beriman untuk menjadi takwa. Ialah menjadi orang-orang yang selalu senang mengerjakan kebaikan dan senang menghindar dari keburukan. Semua itu dikerjakannya hanya karena Allah swt.
Salah satu perilaku baik adalah memaafkan orang lain. Dengan memaafkan berarti ia telah menghindar dari keburukan, yaitu memelihara dendam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertahun yang lalu dunia medis sempat dikejutkan oleh berita kelahiran Dolly, 22 Februari 1997. Seekor domba betina yang dikembangkan melalui teknologi kloning. Yaitu membuat individu baru yang persis sama dengan individu induk. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah photo copy. Karena domba baru yang dihasilkan sama persis dengan induknya.
Dalam dunia medis kloning merupakan salah satu bukti bahwa perilaku individu adalah perilaku sel.
Perilaku orang yang mudah memaafkan menggambarkan perilaku sel-sel nya yang tidak senang 'berantem'. Sel-sel yang dimiliki para pemaaf tampak selalu ceria, mirip gambaran'emoticon' orang tersenyum. Sel-sel demikian adalah sel yang mampu melakukan fungsinya dengan baik, tampa beban dan awet, tidak mudah rusak.
Jika ia sel-sel kulit maka tampak gambaran kulit yang segar, berpendar. Tidak ada gambaran kulit kering atau kusam. Sel-sel para pemaaf tidak mudah keriput.
Jika ia sel otak, maka sel-sel itu sangat menunjang kecerdasan, mudah fokus dan memiliki ingatan yang tajam, yakni tidak mudah pikun. Tidak mudah ngantuk, tetapi mudah lelap jika sudah waktunya tidur.
Jika ia sel-sel saluran pencernaan, maka tak mudah menjadikan si pemaaf merasa kembung, apalagi GERD (gastroesophageal reflux disease), sekumpulan gejala tidak nyaman di daerah sekitar lambung. Sel-sel para pemaaf mampu mencerna makanan dengan baik, tidak mudah lapar "palsu" sehingga tidak mudah obesitas apalagi diabetes mellitus.
Jika ia sel-sel otot maka tidak mudah lelah, pegal linu atau gangguan otot yang lain. Para pemaaf tidak mudah penat sehingga mampu bekerja lebih lama tetapi tetap sehat.
Jika ia sel-sel jantung maka tergambar fungsi jantung yang baik, juga tekanan darahnya normal tampa obat. Tidak mudah merasa sesak apalagi gejala berdebar yang penyebabnya tidak jelas.
Jika ia sel-sel imunitas maka imun tubuhnya optimal, tidak mudah sakit dan kalau pun sakit maka lekas sembuh. Para pemaaf jarang mengonsumsi antibiotik, tubuhnya sehat tampa harus mengonsumsi bermacam obat.
Bagi para pemaaf selain tubuhnya sehat dan awet muda ia memiliki kelebihan yang istimewa. Ialah menjadi orang yang kekayaannya sangat mencekam, sulit dibayangkan.
Pada suatu hari, Rasulullah saw sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Di tengah perbincangan dengan para sahabatnya, tiba-tiba Rasulullah saw tertawa ringan sampai-sampai terlihat gigi beliau yang putih dan rapih.
Umar ra yang berada di situ bertanya, "Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?".
Rasulullah saw menjawab, "Aku diberitahu bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala mereka di hadapan Allah. Salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata, 'Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku'.
Allah swt berfirman: "Bagaimana mungkin saudaramu ini bisa melakukan itu, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya?".
Orang itu berkata, "Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya."
Sampai di sini, mata Rasulullah saw berkaca-kaca. Beliau Rasulullah saw tidak mampu menahan tetesan air matanya. Beliau menangis. Lalu, beliau Rasulullah berkata: "Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosa nya."
Rasulullah saw melanjutkan kisahnya. Lalu Allah berfirman kepada orang yang mengadu tadi: "Angkat kepalamu..!".
Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata: "Ya Rabb, aku melihat di depanku ada istana-istana sangat megah yang terbuat dari emas, dan di dalamnya terdapat singgasana yang terbuat dari emas dan perak bertatahkan berlian, intan dan permata.
Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb? Untuk orang jujur yang mana, ya Rabb? Untuk syuhada yang mana, ya Rabb?
Allah berfirman: "Istana-istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya."
Orang itu berkata, "Siapakah yang bakal mampu membayar harganya, ya Rabb?"
Allah berfirman: "Engkau juga mampu membayar harganya. Orang itu terheran-heran, sambil berkata, "Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?".
Allah berfirman, "Caranya, engkau maafkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku."
Orang itu berkata, "Ya Rabb, kini aku memaafkannya." Allah berfirman, "Kalau begitu, pegang tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu."
Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah saw. bersabda, "Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian saling berdamai, sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin."
Luar biasa, ternyata kekayaan orang yang dengan sengaja dan dengan senang hati memaafkan orang lain karena Allah swt, bukan hanya memiliki kesehatan yang prima, lebih dari itu ia mampu memiliki istana di surga yang harganya tak terkira.
Allaahumma mohon jadikan kami semua sebagai pemaaf yang sempurna, aamiin!
Abdurachman
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Takmir Masjid Unair
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab pengirim.
(erd/erd)