"Ada banyak hal, kalau saya perlu saya selidiki lebih mendalam," ujar Koentjoro saat dihubungi, Minggu (10/5/2020).
Pertama menurutnya, bisa berkaitan dengan politik atau adanya unsur pembangkangan. Hal kedua yaitu, adanya keinginan untuk mencari sensasi atau ketenaran.
"Pertama, itu ada unsur pembangkangan ada hubungannya dengan politik atau tidak. kedua, itu prank seperti yang sembako berisi sampah dan batu. Prank, ya mencari sensasi saja cari followers," kata Koentjoro.
Sedangkan yang ketiga menurutnya, berkaitan dengan adanya kesalahan asuhan. Dimana hal ini berkaitan dengan watak seseorang yang merasa paling hebat.
"Ketiga salah asuhan. Salah asuhan ini merasa paling hebat, tidak bisa diatur. Padahal hidup itu sebetulnya ada aturan. Nah dari tiga itu sebetulnya mana yang perlu kita selidiki lebih jauh lagi," tuturnya.
Koentjoro meminta, masyarakat dalam kondisi pandemi saat ini untuk dapat saling menjaga. Menurutnya, jangan sampai diri sendiri menjadi penular bagi orang lain.
"Tetapi sekarang kita harus ingat, tolong deh jaga kondisi. Sekarang ini semuanya kan terancam, relasi kita berubah relasi fisik itu hanya terjadi pada orang-orang yang sangat dekat yaitu keluarga, karena itu kalau kita relasi fisik maka kita harus kita jaga. Jangan sampai kita justru menjadi penular bagi yang lainnya," tuturnya.
(dwia/eva)