230 Anak Buruh PT Musim Mas Terancam Putus Sekolah

230 Anak Buruh PT Musim Mas Terancam Putus Sekolah

- detikNews
Sabtu, 17 Des 2005 18:43 WIB
Pekanbaru - Nasib sedih kembali menimpa para buruh. Sedikitnya sekitar 230 siswa sekolah dasar (SD) anak buruh PT Musim Mas di Riau yang dipecat, terancam putus sekolah. Bahkan para Orang tua sudah tiga bulan melakukan aksi demo menuntut agar bisa diperkerjakan kembali."Maklum semua anak buruh PT Musim Mas itu bersekolah di SD swasta. Orang tua mereka tidak memiliki dana cukup untuk membayar segala kebutuhan sekolah," kata Koordinator aksi demo buruh PT Musim Mas Farid, dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (17/12/2005).Memasuki 3 bulan, 701 buruh PT Musim Mas melakukan aksi demo menuntut agar pihak perusahaan perkebunan sawit itu bisa menerima mereka kembali. Sengketa antara perusahaan dengan karyawan ini, tengah digodok di Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) di Jakarta. Tenggat waktu demo yang begitu lama, menimbulkan efek sosial lainnya. Anak-anak buruh perkebunan itu kini terancam putus sekolah. Diperkirakan ada 230 murid SD yang kini terancam putus sekolah.Farid menjelaskan, dari jumlah 230 siswa SD itu, sepuluh persen di antaranya dipastikan sudah berhenti sekolah dalam satu bulan terakhir ini. Hal itu dimungkinkan, selama ini anak-anak buruh ini tinggal bersama sanak keluarganya di lokasi pekerjaan di Kabupaten Pelalawan-Riau."Sedangkan orang tua mereka selama ini ada di Pekanbaru dalam menuntut hak-hak normatif buruh yang dikangkngi perusahaan," kata FA Koto.Bila nantinya keputusan P4P tidak berpihak pada buruh, kata FA Koto, maka dapat dipastikan, anak-anak buruh itu bakal tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Karena itu, 701 buruh PT Musim Mas yang terlantar ini, berharap P4P bisa berpihak pada rakyat kecil."PT Musim Mas sudah jelas melalukan PHK massal. Tapi, kita masih berusaha membawa persoalan ini ke P4P Pusat. Tentunya kami semua berharap, keberpihakan P4P Pusat untuk mengadili seadil-adilnya," tambah FA Koto.Masih menurut FA Koto, anak-anak buruh itu sudah tiga bulan terakhir jarang ketemu orang tuanya. Mereka ditumpangkan di sejumlah sanak famili mereka di perumahan perkebunan sawit. Sedangkan orang tua murid, juga jarang menjenguk mereka karena ketiadaan ongkos untuk melihat anak-anak mereka."Jangankan mikirkan ongkos, untuk bisa bertahan hidup di Pekanbaru ini saja sudah lumayan. Selama ini dana anak sekolah itu, kami dapatkan dari sejumlah sumbangan tokoh masyarakat Riau dan masyarakat yang simpati pada kami," jelas FA Koto.Saat ini, 701 buruh PT Musim itu, masih bertahan di Pekanbaru. Mereka demo di halaman kantor Disnaker Provinsi Riau sembari menunggu keputusan final P4P Pusat Jakarta. (ahm/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads