4 Bukti Dedikasi Tenaga Medis Selama Corona, Patut Diapresiasi!

4 Bukti Dedikasi Tenaga Medis Selama Corona, Patut Diapresiasi!

Alfi Kholisdinuka - detikNews
Sabtu, 09 Mei 2020 21:43 WIB
Kasus positif COVID-19 di ibu kota disebut kini alami perlambatan yang signifikan. Hal itu beri semangat baru bahwa Indonesia dapat bangkit lawan Corona.
Foto: Antara Foto
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang sudah dua bulan melanda telah menghadirkan tantangan bagi banyak profesi. Salah satu yang paling diuji adalah tenaga medis, dengan peran mereka sebagai garda terdepan tumpuan masyarakat dalam menangani virus.

Dalam kurun waktu singkat itu pula, praktis rutinitas ribuan tenaga medis berganti. Terpapar langsung dengan virus merupakan konsekuensi yang tak dapat mereka hindari. detikcom pun merangkum beberapa bukti perjuangan tenaga medis di masa pandemi ini, berikut di antaranya.

Minim jumlah membuat yang ada harus bekerja ekstra

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut riset World Bank, Indonesia hanya memiliki empat dokter yang melayani 10.000 penduduk. Begitu pula dengan angka rasio ketersediaan perawat, di mana dua orang perawat melayani 1.000 penduduk.

Hal ini membuat tenaga medis yang tersedia jadi harus rela bekerja ekstra. Dengan kondisi seperti ini, telah muncul beragam gerakan di media sosial di mana masyarakat diharapkan untuk dapat mengurangi beban para tenaga medis untuk tidak pergi ke rumah sakit apabila tidak benar-benar membutuhkan.

ADVERTISEMENT

Terpaksa mengurungkan keinginan bertemu keluarga

Terutama bagi para tenaga medis yang bertugas di RS rujukan COVID-19, bertemu dengan keluarga merupakan keinginan yang sudah sewajarnya tak terhindarkan, namun sayangnya berisiko besar. Dengan terpaparnya para tenaga medis dengan virus saat bertugas, mereka berpotensi untuk menjadi virus carrier bagi keluarganya. Berkumpul dengan keluarga kini merupakan pilihan, dan bukan lagi rutinitas harian.

Beberapa kisah mengenai dilema tenaga medis juga sempat viral di media sosial.

GojekFoto: Dok. Istimewa

Harus menggunakan Alat Pelindung Diri yang penuh tantangan

Agar dapat terhindar dari paparan virus Corona, para tenaga medis diwajibkan untuk mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bertugas. Bukan hal yang mudah untuk mengenakan APD yang berlapis-lapis dan bukan hal yang mudah pula untuk bertugas saat mengenakan APD.

Dalam postingan salah satu tenaga medis, ia menceritakan bagaimana ia dan para rekannya harus bertahan tidak makan, minum, bahkan buang air kecil bahkan sampai 12 jam selama mengenakan APD. Hal ini dikarenakan APD yang sudah dipakai harus dibuang setelah penggunaan. Dengan jumlahnya yang minim dan harga yang relatif mahal, para tenaga medis harus turut menghemat penggunaannya.

GojekFoto: Dok. Istimewa



Mobilisasi tanpa henti dengan terbatasnya opsi transportasi

Sejak diluncurkannya kebijakan PSBB oleh pemerintah sejak satu bulan lalu, tak ayal perjuangan para tenaga medis menjadi semakin berat. Bagaimana tidak? Mereka yang tetap harus bertugas kini harus mencari cara agar tetap dapat pulang-pergi dengan batasan pilihan transportasi yang ada.

Di antara deretan pihak yang berempati terhadap kendala yang dihadapi para tenaga medis, Gojek merupakan salah satu perusahaan yang paling menjawab kebutuhan mereka. Sebagai pelopor transportasi online di Indonesia, Gojek membagikan puluhan ribu voucher perjalanan bagi tenaga medis tiap melakukan perjalanan dari tempat tinggal menuju rumah sakit, dan sebaliknya.

Saat dihubungi tim Detik pada Jumat (8/5/2020), Gojek yang diwakili oleh Monita Moerdani selaku SVP Transport Marketing menjelaskan, "Inisiatif bantuan mobilisasi ini merupakan bentuk apresiasi kami terhadap para tenaga medis yang memiliki peranan mulia di tengah situasi pandemik yang penuh tantangan," ujarnya.

Pertama diluncurkan pada awal April 2020, inisiatif tersebut kini telah membantu mobilisasi para tenaga medis di ratusan rumah sakit rujukan yang menangani COVID-19. Adapun daftar rumah sakit sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Dinas Kesehatan (Dinkes), dan Asosiasi Rumah Sakit Indonesia (PERSI).

Monita menambahkan selain memastikan para tenaga medis dapat teringankan bebannya dari segi biaya perjalanan, mereka juga akan menaiki armada-armada GoCar yang terjamin aspek keselamatan dan kesehatannya.

GojekFoto: Dok. Istimewa

"Secara rutin, mitra driver GoCar melakukan penyemprotan disinfektan kepada mobil dan terlengkapi oleh kit sehat dari Posko Aman Bersama Gojek," terangnya.

Kepedulian Gojek terhadap perjuangan tenaga medis tidak berhenti di situ. Sebelumnya, Gojek juga telah mendukung tenaga medis dengan menghadirkan layanan Telemedik pada aplikasi Gojek yang berkolaborasi dengan Kemenkes dan Halodoc.

Layanan ini, masyarakat dapat melakukan pemeriksaan kesehatan mandiri ataupun berkonsultasi dengan dokter secara online. Sehingga dapat meminimalisir kedatangan pasien tambahan di rumah sakit, yang secara tak langsung membantu meringankan beban para tenaga medis.

"Sejak awal berdiri, Gojek selalu berkomitmen untuk menghadirkan solusi melalui teknologi. Selain membantu para mitra dalam ekosistem kami, kami merasa bahwa para tenaga medis juga merupakan ujung tombak perjuangan negara dalam menghadapi pandemi. Semoga semangat kolaborasi ini dapat berdampak baik dalam upaya menghadapi masa sulit bersama-sama," tutup Monita.

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads