Sebuah mobil berwarna silver di Gerbang Tol (GT) Cikarang Barat, Bekasi, diminta polisi untuk memutar balik. Pengemudi mobil bernama Aris itu mengaku ingin pulang ke Jawa Timur setelah bertakziah dari Jakarta.
Pantauan detikcom di GT Cikarang Barat, Jumat (8/5/2020), mobil berisikan tiga laki-laki dan satu perempuan itu diberhentikan polisi sekitar pukul 17.55 WIB. Setelah diperiksa kurang-lebih 10 menit, mobil tersebut diminta memutar balik.
Aris mengaku bersama keluarga berangkat semalam dari Jawa Timur ke Jakarta. Mereka ke Jakarta untuk bertakziah karena ada keluarganya yang meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi malam dari Jawa timur ke sini. Abis takziah ke Jakarta Pusat, itu besan," kata Aris di lokasi.
Aris sendiri tidak mengetahui mengapa dia diarahkan untuk memutar balik, padahal sudah membawa surat. Dia mengaku sudah membawa surat izin dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur.
"Ada surat, bawa, dari perizinan Gugus Tugas Jawa Timur. Ya, mungkin petugas punya pertimbangan," ujarnya.
Setelah diarahkan putar balik oleh polisi, Aris kemudian menepikan mobilnya, lalu turun dan menghampiri petugas. Dia menunjukkan surat keterangan sehat kepada polisi.
"Tadi malam kan kita dari sini (sambil menunjukkan beberapa lembar surat ke petugas)," ucap Aris ke petugas.
Salah seorang polisi, Bripka Arifin, mempertanyakan surat yang dibawa Aris. Setelah dilihat oleh Arifin, surat keterangan sehat itu tidak ditandatangani oleh petugas kesehatan, melainkan hanya ada stempel basah.
"Ini tanda tangan dokternya mana? Ini kan surat keterangan doang, nggak ada penanggung jawabnya. Ini siapa yang tanda tangan, ayo?" tanya Arifin.
![]() |
Arifin ragu akan keabsahan surat yang ditunjukkan Aris. Dia mengatakan surat tanpa tanda tangan sebagai penanggung jawab diragukan keasliannya.
"Ini bisa aja bikin. Bukan lurah (surat lurah) ini surat dari rumah sakit tanda tangannya mana? Dokternya mana, Pak? Mana penanggung jawabnya? Mohon maaf ya," ucap Arifin.
Aris berusaha memberikan penjelasan. Namun Arifin tetap tidak mengizinkan Aris melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur.
"Iya ada pemeriksaan (kesehatan). Tapi Bapak, mana ini tanda tangan dokternya. Cuma kan harus ada penanggung jawab dari kesehatan. Ada nggak?" cecar Arifin.
"Nggak ada (tanda tangan penanggung jawab) kan? Ini cuma stempel doang, siapa yang tanggung jawab? Bapak semua juga bisa bikin di jalanan, bikin 20 ribu. Tapi penanggung jawabnya ini nggak ada, Pak. Mohon maaf ya," tandas Arifin.