Pemerintah memperbarui data kasus virus Corona (COVID-19) di wilayah Indonesia. Per hari ini, tercatat ada 12.776 kasus positif virus Corona, 2.381 orang sembuh, dan 930 orang meninggal dunia.
"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kita dapatkan kasus konfirmasi positif 338 menjadi 12.776. Sementara dari konfirmasi kasus positif yang kita rawat, ada 64 yang sudah sembuh, sehingga totalnya menjadi 2.381 orang. Ada 35 yang meninggal dari kasus konfirmasi positif, sehingga totalnya menjadi 930," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, yang disiarkan melalui akun YouTube BNPB, Kamis (7/5/2020).
Sementara itu, data ODP akumulatif sebanyak 243.455, yang 200 ribu lebih di antaranya sudah selesai dipantau dan dinyatakan sehat. Sedangkan PDP 28.508 orang, ini masih akan menunggu pemeriksaan PCR dan sebagian sudah selesai diawasi secara khusus sehingga kemudian sudah dikeluarkan dari daftar PDP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah mengatakan adanya penambahan kasus ini bukti bahwa penularan masih terjadi. Pemerintah meminta masyarakat senantiasa menaati protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 dengan menjaga jarak, memakai masker, dan tidak bepergian jika tidak ada urusan mendesak.
"Oleh karena itu, mari kita harus mempersepsikan dengan tegas bahwa upaya terdepan di dalam menangani COVID-19 ini adalah kita adalah keluarga kita adalah tetangga kita adalah lingkungan kita, ini garda terdepan untuk memerangi COVID-19 jangan menunggu sakit, jangan menunggu dirinya dirawat sehingga menjadi beban untuk dokter, perawat, dan yang lainnya. Kita yang berada di depan, kita yang harus bertanggung jawab untuk mencegah ini," kata Yuri.
Berikut adalah pernyataan lengkap dari pemerintah:
Selamat sore, Saudara-saudara sekalian, pada hari ini kami mengucapkan selamat hari Trisuci Waisak 2564, semoga Saudara-saudara kami yang beragama Buddha bisa mendapatkan berkah dan semangat pada Waisak ini untuk membawa kedamaian, kebahagiaan, keselamatan dan semangat toleransi dalam menjaga keharmonisan bangsa dan semoga kita bisa menyelesaikan pandemi COVID-19 ini dengan sebaik-baiknya. Ini yang kita harapkan karena kita masih membutuhkan stamina sosial yang cukup kuat untuk menghadapi permasalahan ini secara bersama-sama.
Saudara-saudara, hari ini kami akan melaporkan beberapa hal terkait dengan kinerja Gugus Tugas percepatan Penanganan COVID-19 di bidang kesehatan tentunya mengkoordinasikan seluruh kapasitas yang dimiliki seluruh bangsa ini baik tingkat pusat sampai ke daerah daerah agar percepatan penanganan COVID-19 ini bisa terarah dan fokus dalam rangka membendung penyebaran COVID-19 bukan hanya terkait dengan upaya untuk menemukan kasus positif dengan dilakukan pemeriksaan sampel yang masif serta dilakukan contact tracing atau penelusuran kontak secara agresif serta isolasi yang harus kita lakukan manakala kita mendapatkan saudara kita yang positif COVID-19. Kemudian kita juga menginginkan ada perubahan perilaku pada masyarakat dalam rangka untuk mendapatkan layanan konsultasi medis. Telah ada teknologi yang bisa kita gunakan bersama sehingga kita bisa melaksanakan konsultasi medis dengan cepat tidak kita tunda-tunda tanpa harus langsung melaksanakan kunjungan ke rumah sakit. Sudah barang tentu ini akan lebih menguntungkan karena juga akan mengurangi kemungkinan terjadinya resiko tertular penyakit pada saat kita dalam perjalanan menuju rumah sakit atau pada saat menunggu saat konsultasi medis di rumah sakit. Silakan menggunakan layanan telemedicine yang telah tersedia di beberapa tempat.
Kemudian pemerintah menyadari bersama bahwa upaya untuk menghentikan pandemi COVID-19 ini harus berbasis pada komunitas. Oleh karena itu komunikasi dengan semua pihak harus kita laksanakan dengan efektif, untuk suatu pemahaman yang sama, detail dan mampu dilaksanakan oleh masyarakat, baik serta transparan ini menjadi penting. Sebagai contoh kebijakan pembatasan sosial skala besar hendaknya dimaknai oleh semua masyarakat melalui tokoh-tokoh panutan yang ada di masyarakat baik tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya agar betul-betul dipahami oleh masyarakat sebagai upaya untuk memutus rantai penularannya. Ini yang menjadi penting sehingga PSBB adalah kebutuhan semua masyarakat bukan hanya kebutuhan pemerintah yang kemudian harus dikontrol dengan ketat dan bahkan mungkin akan diancam dengan sanksi oleh aparat hukum, aparat negara, hanya untuk menjalankan PSBB tetapi menjadi kesadaran yang tumbuh di dalam masyarakat sendiri yang berdisiplin dengan suatu keyakinan yang kuat untuk menghadapi pandemi COVID-19 ini.
Ini yang menjadi penting. Disadari bahwa dampak dari upaya untuk memutuskan rantai penularan ini tentunya akan memberikan dampak yang tidak baik atau dampak yang tidak baik bagi saudara saudara kita diantaranya ada yang kemudian terpaksa harus kehilangan pekerjaan, terpaksa harus kemudian tidak bisa mendapatkan penghasilan yang biasanya rutin didapatkan tiap hari. Oleh karena itu pemerintah akan memberikan jaminan, bukan hanya masalah stimulus ekonomi tetapi juga jaminan logistik yang lancar baik dari pusat sampai ke daerah sampai ke gudang-gudang sampai ke masyarakat pada pengguna akhirnya dan kemudian stimulus ekonomi pun juga fokus untuk memutuskan rantai penularan dan tepat sasaran. Ini lah bagian dari upaya kita secara keseluruhan karena peran masyarakat sangat besar dalam di dalam kaitan ini. Diperlukan toleransi yang luar biasa, diperlukan gotong royong yang tidak terputus agar semuanya bisa kita laksanakan dengan baik. Pemerintah bekerja keras untuk memastikan bahwa respon ini bisa berjalan dengan lebih cepat lagi, bisa kita selesaikan lebih cepat lagi, jejaring pengaman sosial bisa lebih melindungi masyarakat yang membutuhkan. Oleh karena itu kita harus mematuhi ini dan merasakan ini sebagai kepentingan kita. Tokoh-tokoh panutan masyarakat menjadi kunci di dalam kaitan merubah perilaku ini. Tokoh masyarakat, panutan di masyarakat itu di dalam struktur yang terkecil adalah kepala keluarga. Oleh karena itu peran kepala keluarga untuk mendisiplinkan dan merubah perilaku sehat bagi anggota keluarganya adalah dasar dari segala galanya ini yang menjadi penting untuk kita sadari.
Saudara-saudara, apa yang harus dilakukan di dalam kaitan mencegah COVID-19 ini adalah sesuatu yang bisa kita kerjakan, kita pasti bisa mengerjakan karena diantaranya adalah membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun dengan air yang mengalir, ini penting karena ini menjadi kunci untuk membunuh merusak dan mematikan virus yang mencemari tangan kita, karena ini lah cara yang paling banyak terjadi penularan akibat hantaran tidak langsung mungkin kita bisa melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker untuk mencegah droplet langsung, tetapi cemaran pada benda di sekitar kita yang kemudian tidak sadar kita pegang dan kemudian kita gunakan tangan yang tercemar ini untuk memanipulasi mulut, hidung, mata, maka penularan itu akan menjadi sangat efektif.
Beberapa pengamatan mengatakan bahwa seseorang yang membawa virus, seseorang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dan tidak menggunakan masker maka orang di sekitarnya memiliki peluang tertular bisa sampai 75 persen karena percikan ludah dia, droplet dia akan mengenai semua benda. Namun, manakala dia menggunakan masker, bisa ditekan sampai dengan 5 persen. Inilah gunanya mencuci tangan menjadi penting karena kita tidak pernah tahu siapa yang terkena. Droplet secara langsung bisa kita hindari memang dengan menjaga jarak aman pada jarak 1-2 meter ini bisa kita gunakan untuk melindungi itu tetapi sekali lagi bahwa bukan ini satu satunya untuk melindungi manakala kemudian physical distancing tidak diikuti dengan mencuci tangan, tidak diikuti dengan menggunakan masker. Oleh karena itu, pastikan berada di luar rumah kita tidak bisa mengendalikan apapun.
Oleh karena itu, gunakan masker, gunakan masker saat keluar dari rumah, batasi waktunya jika memang terpaksa harus keluar rumah, hindari kerumunan orang yang cukup banyak, hindari berdesak-desakan di kendaraan umum yang penuh sesak. Setelah sampai di rumah, secepatnya apabila urusan sudah selesai sampai rumah lepas masker, cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir serta gunakan masker yang baru. Oleh karena itu, Saudara-saudara, tetap tinggal di rumah adalah jawaban yang paling benar, yang paling baik, karena kita tidak pernah tahu siapa yang membawa virus di luar. Tidak bepergian itu adalah langkah yang bisa, jangan mudik, ini pilihan kalau kita tidak ingin sakit, pilihan kalau tidak ingin menyebarkan penyakit. Jangan mudik, kita harus berprihatin menghadapi ini untuk sesaat, agar kita bisa menyelesaikan permasalahan ini dan kehidupan semuanya bisa berjalan kembali. Tidak mudik, tidak bepergian, tetap tinggal di rumah ini yang harus kita lakukan karena kita harus melindungi siapa pun terutama saudara saudara kita yang sudah berusia lanjut, saudara saudara kita yang berpenyakit kronis karena ini menjadi ancaman untuk kita semua.
Saudara-saudara, ikuti terus perkembangan informasi yang benar tentang COVID-19 ini sudah cukup banyak saluran yang bisa kita ikuti, cukup banyak berita yang bisa kita ikuti yang membawa ke arah informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan, ikuti siaran TVRI, RRI, ikuti siaran televisi dan radio swasta yang lainnya ini adalah cara yang benar untuk mengikuti pemberitaan.
Saudara-saudara, dengan hari ini sampai pukul 12.00 WIB sebagai cut off dari penghitungan data maka sudah bisa mendapatkan beberapa data bahwa di antaranya pemeriksaan spesimen yang dilakukan dengan real time PCR sudah mencapai 134.151 spesimen dari 96.717 orang. Dari hasil pemeriksaan tersebut kita dapatkan kasus konfirmasi positif 338 menjadi 12.776, sementara dari konfirmasi kasus positif yang kita rawat ada 64 yang sudah sembuh sehingga totalnya menjadi 2.381 orang. Ada 35 yang meninggal dari kasus konfirmasi positif sehingga totalnya menjadi 930. ODP akumulatif 243.455, 200 ribu lebih sudah selesai dipantau dan dinyatakan sehat. PDP 28.508 orang ini masih akan menunggu pemeriksaan PCR dan sebagian sudah selesai diawasi secara khusus sehingga kemudian sudah dikeluarkan dari daftar PDP. 354 kabupaten kota terdampak di 34 provinsi sebaran pasien sembuh terbanyak adalah DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Bali , Jawa Barat dengan total keseluruhan 2.381 pasien oleh karena itu gambaran gambaran ini masih menggambarkan bahwa penularan COVID-19 masih terjadi.
Gambaran di atas memberikan gambaran bahwa penularan masih terjadi, oleh karena itu kita tidak dihadapkan pada pilihan yang lain selain memutuskannya, selain memutuskan penularan ini oleh karena itu kita harus berperan semuanya. Mari tetap berada di rumah, ini lebih aman, beribadah di rumah, majelis ulama sudah mengeluarkan fatwa untuk menganjurkan Tarawih, tadarus, dan iktikaf di rumah oleh karena itu jangan melanggar ini. Mari kita perhatikan kembali dan kita laksanakan fatwa MUI, imbauan pemerintah, imbauan pemerintah daerah oleh karena itu Ramadhan bersama keluarga di rumah, ibadah Ramadhan bersama keluarga di rumah ini prinsip yang akan kita jalankan karena resiko berada di luar rumah masih sangat sering terjadi. Mari kita gotong royong bersatu kita lawan COVID-19 ini dari pusat sampai ke desa sampai ke RT RW sampai ke lingkungan dan basisnya adalah keluarga kita. Oleh karena itu mari kita harus mempersepsikan dengan tegas bahwa upaya terdepan di dalam menangani COVID-19 ini adalah kita adalah keluarga kita adalah tetangga kita adalah lingkungan kita, ini garda terdepan untuk memerangi COVID-19 jangan menunggu sakit, jangan menunggu dirinya dirawat sehingga menjadi beban untuk dokter, perawat, dan yang lainnya. Kita yang berada di depan, kita yang harus bertanggungjawab untuk mencegah ini. Oleh karena itu mari kita selamatkan keluarga kita, kita selamatkan tetangga kita, kita selamatkan lingkungan kita, kita akan bisa menyelamatkan negara ini. Kita akan bisa menyelamatkan Indonesia, kita pasti bisa.