Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta Pemerintah Provinsi dan masyarakat DKI Jakarta tetap disiplin menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena ancaman memanjangnya masa wabah COVID-19 di Indonesia.
"Saat ini lalu lintas di sejumlah ruas jalan DKI Jakarta sudah mulai ramai. Padahal, kebijakan PSBB saat ini masih berlaku. Sebagai wilayah yang menjadi epicentrum penyebaran virus korona di Tanah Air kondisi ini sangat memprihatinkan," ujar Lestari yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Rabu (6/5/2020).
Menurutnya, meski beberapa hari lalu ada tren penurunan jumlah penambahan pasien positif COVID-19 di DKI Jakarta, sikap selalu waspada menghadapi COVID-19 diperlukan karena belum ada data yang cukup konsisten untuk menunjukkan bahwa kondisi saat ini lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun berdasarkan Data Dinas Kesehatan Pemda DKI pada Selasa (5/5) jumlah pertambahan orang positif COVID-19 melonjak kembali sebanyak 169 kasus, walau pada Rabu (6/5) turun kembali dengan jumlah kasus positif baru ada 68. Ini menunjukkan kita tidak bisa abai. Bila kita lengah sedikit saja bukan tidak mungkin bisa melonjak ke puncak lagi," tegasnya.
Menurutnya, tren penurunan jumlah positif COVID-19 beberapa waktu lalu seharusnya dijaga dengan disiplin penerapan PSBB yang ketat, bukan dengan melonggarkan aturan atau menerbitkan pengecualian untuk kelompok masyarakat tertentu.
Pada kesempatan tersebut Rerie juga menanyakan prosedur dan teknis pengamanan bila pemerintah akan membuka kembali layanan transportasi antar daerah untuk orang berkebutuhan khusus. Ia meminta pemerintah untuk konsisten dalam menerapkan kebijakan menghadapi COVID-19.
"Tanpa melaksanakan pembatasan sosial dan transportasi yang ketat antar wilayah, peluang untuk terpapar COVID-19 dari wilayah tetangga cukup besar," terangnya.
Namun kini ada perubahan prediksi yang diperbaharui SUTD pada Minggu (3/5). Wabah Corona di Indonesia yang sebelumnya diprediksi selesai 6 Juni bergeser hingga 23 September.
Menurut Rerie, kondisi ini memang dilematis. Di satu sisi wabah COVID-19 mewajibkan banyak pihak membatasi gerak, di sisi lain menjelang Lebaran kebutuhan masyarakat juga meningkat sehingga dorongan beraktivitas di luar rumah pun makin tinggi.
"Tetapi inkonsistensi dalam menyikapi wabah Covid-19 ini malah bisa mengakibatkan dampak yang semakin parah dan semakin lamanya masa wabah ini berlangsung," lanjutnya.
Rerie menambahkan, untuk meredam pergerakan orang di luar rumah, sejumlah program bantuan sosial baik yang tunai maupun dalam bentuk barang secepat mungkin direalisasikan. Tentu pembagian ini harus berdasarkan data yang valid hingga bantuannya tepat sasaran.
(prf/ega)