Di Purworejo Ada Ojek Panggilan, Layani Orderan Antarkota

Di Purworejo Ada Ojek Panggilan, Layani Orderan Antarkota

Faidah Umu Sofuroh - detikNews
Selasa, 05 Mei 2020 10:17 WIB
Ojek panggilan di Purworejo
Foto: Faidah Umu Sofuroh/detikcom
Jakarta -

Di era serba digital seperti sekarang ini, ojek online sudah menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia. Banyak orang yang memilih pekerjaan informal yang satu ini karena peluangnya yang besar, syarat yang mudah dan penghasilan yang lumayan.

Namun, hal itu tak berlaku bagi Abdul Khamid, seorang warga Desa Tegalsari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo. Bapak 3 anak ini sudah menekuni bidang transportasi ojek sejak 20 tahun silam.

"Saya menjadi tukang ojek itu sejak tahun 2000, ya sejak mau berumah tangga itu. Saya biasanya ngojek dari jam 8 pagi sampai 7 malam," ungkap Abdul kepada detikcom beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uniknya, profesi ojek yang ia lakoni ini bukanlah ojek biasa yang ada di pangkalan, tapi ia adalah seorang ojek panggilan. Hampir mirip seperti ojek online, Abdul akan menerima order dari telepon pelanggan yang ingin memakai jasanya.

"Kalau di desa sini kan jarang yang pakai (aplikasi transportasi online), biasanya ya pakai ojek pangkalan atau ojek panggilan seperti saya. Pelanggan saya banyak sekali, dari Kecamatan Bruno sana sampai daerah perbatasan Kepil, Wonosobo. Ada beberapa pelanggan juga yang dari Wonosobo," katanya.

ADVERTISEMENT

Dalam sehari, ia bisa pulang pergi dari Desa Tegalsari ke Kota Purworejo sebanyak 3 kali. Dalam sekali perjalanan bisa menempuh jarak hampir 30 kilometer (km) atau sekitar 45 menit perjalanan.

Tak hanya itu, ia juga kerap mendapat pesanan mengantar ke luar kota seperti Semarang, Yogyakarta, Demak, Purwokerto, Purbalingga, Wonosobo, dan Magelang.

"Kalau ke Purworejo kota itu bisa 1 sampai 3 kali sehari bolak balik. Kalau ke luar kota juga sering, misal ke Purwokerto itu pernah saya satu minggu 3 kali dari Wonosobo ke Purwokerto bawa duren," tuturnya.

Dalam sehari, ia bisa mengantongi hasil ojek hingga Rp300 ribu. Dari hasil kerja kerasnya itu, ia mengaku bisa menyisihkan Rp100 ribu untuk ditabung. Awalnya, ia hanya menabung di sebuah celengan dari toples bekas. Namun, 2 tahun ini ia sudah mengganti celengannya dengan tabungan Teman Simpedes dari BANK BRI.

"Kalau dulu itu saya nabung di toples, celengan plastik, sekarang saya bisa nabung di Teman Simpedes. Saya juga lebih semangat nabung di sini, karena saya punya cita-cita tabungan ini nantinya buat daftar naik haji bersama istri," ungkap dia.

Selain itu, Abdul juga mengaku lebih senang menabung di Teman Simpedes, karena ia bisa menabung di Agen BRILink dekat dengan rumahnya. Sebab, letak Kantor BRI Unit Bruno cukup jauh Desa Tegalsari yang berada di perbatasan Purworejo-Wonosobo ini.

"Terus nabung di Teman Simpedes ini kan juga lebih dekat, saya nabungnya di Agen BRILink Pak Wahyu dekat dengan rumah. Jadi tiap hari saya bisa setor ke situ," pungkasnya.

(prf/ega)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads