Pekanbaru - Konflik harimau dengan manusia kembali terulang di Provinsi Riau. Empat ekor harimau sumatera mengganas di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Satu orang warga tewas, 3 lainnya luka-luka. Kritisnya kawasan hutan alam di Riau merupakan alasan tersendiri terciptanya konflik harimau sumatera dengan manusia. Untuk kesekian kalinya, manusia menjadi korban keganasan. Kali ini, konflik kembali terjadi di Desa Cipang Kiri Hulu Kecamatan, Rokan IV Koto, Rokan Hulu. Menurut Direktur LSM Tropika, Harijal Jalil, kepada detikcom, Jumat (16/12/2005), dalam dua pekan terakhir, warga di desa tersebut sering mendengar auman harimau. Malah tak jarang penduduk setempat juga melihat empat ekor harimau yang selalu keluar masuk di perladangan penduduk. "Warga sudah melaporkan adanya datuk (sebutan harimau) di perladangan mereka kepada Dinas Kehutanan Rokan Hulu. Tapi laporan warga tidak ditanggapi. Akhirnya seorang warga tewas diterkam harimau," kata Harijal Jalil. Dia menceritakan, korban dari keganasan harimau sumatera itu adalah Ahmad (35) pada Selasa (13/12/2005) lalu. Pagi itu, Ahmad tengah melakukan pekerjaan rutin menyadap getah di perkebunan karetnya. Ayah dari tiga orang anak itu sebenarnya sudah mendengar adanya harimau mengaum. "Begitu mendengar suara harimau, korban bergegas meninggalkan kebun karetnya. Tapi saat itu juga harimau sudah menerkamnya dari belakang. Warga yang ada di sekitar perladangan itu tidak bisa berbuat banyak terkecuali menunggu harimau pergi," kata aktivis lingkungan itu. Usai mencabik-cabik bagian punggung dan perut, macan itu meninggalkan korbannya. Ahmad ketika mendapat pertolongan penduduk sudah dalam keadaan sekarat. Pria malang itu menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit. Masih cerita Harijal, di hari yang sama, korban konflik harimau juga terjadi di kecamatan tersebut. Tiga korban lainnya adalah Seseno (42), Hamidi (42) dan Tejo (46). Hanya saja ketiga korbannya ini bisa menyelamatkan diri, hanya mengalami luka bagian belakang tubuhnya. "Kini ketiga korban harimau itu tengah dirawat di Puskesmas terdekat. Mereka juga diterkam harimau saat menyadap karet di perladangan. Bila konflik ini tidak segera diatasi pihak pemerintah setempat, maka sangat mungkin bakal jatuh korban baru lainnya," kata Harijal. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Privinsi Riau, Danny Willystra, kepada detikcom membenarkan terjadinya konflik harimau dengan manusia itu. Kini pihaknya akan segera menurunkan tim ke lapangan. "Baru hari ini saya baru mendapat laporan tetang konflik harimau dengan manusia. Karena itu kita akan segera menurunkan tim ke lokasi kejadian," kata Danny.
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini