Penderitaan atau musibah sesunggunya adalah "surat cinta Tuhan". Tuhan merindukan hamba-Nya karena ketika Tuhan mengirimkan undangannya berupa kenikmatan dan kemewahan tidak digubris. Maka Tuhan mengubah surat undangannya dalam bentuk musibah.
Musibah adalah ujian keburukan (balaun sayyiah) yang bisa mengangkat martabat kemanusiaan. Jika kita merenung dan berkontemplasi sejenak, maka memang benar bahwa di balik setiap musibah dan penderitaan selalu ada rahasia Tuhan yang sulit ditebak.
Melalui detik Kultum, Prof. Nasaruddin Umar mengajak kita belajar memahami makna di balik sebuah musibah. Seperti Nabi Ayyub yang berhasil mengubah menjadi sebuah kenikmatan. Padahal musibah yang diterima Nabi Ayyub bukanlah sesuatu yang mudah. Nabi Ayyub menderita karena sekujur badannya dikerumuni belatung. Penyakit itu juga yang membuatnya dibuang di sebuah gua di pegunungan di luar perkampungannya.
Bagaimana Nabi Ayyub bisa membuat musibahnya itu menjadi sebuah kenikmatan? Dan bagaimana sebaiknya manusia memaknai sebuah musibah? Simak selengkapnya dalam video berikut ini Kultum Prof. Nasaruddin Umar: Bersahabat dengan Musibah:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(eny/erd)