Aktivis penyandang disabilitas Cucu Saidah mendorong pemerintah menyediakan layanan contact center COVID-19 khusus untuk disabilitas. Menurutnya, contact center khusus itu bertujuan memudahkan apabila ada di antara penyandang disabilitas yang ingin melaporkan keluhan kesehatannya.
"Yang saya maksud contact center disabilitas ini adalah contact center yang dia memang khusus, misalnya kalau ada orang disabilitas merasa gejala itu bisa kontak ke sana," ujar Cucu saat dihubungi detikcom, Sabtu (2/5/2020).
Cucu mengatakan layanan contact center khusus disabilitas juga tidak hanya berupa telepon. Tapi juga ada e-mail yang bisa dibalas dengan cepat agar masyarakat yang tuli juga dapat berkonsultasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau contact center yang accessible itu dia tidak hanya menerima lewat telepon, tapi ada bentuk lain, misalnya lewat e-mail tapi dia harus (balas) cepat, ada lewat teknologi namanya telephone typewriter (TTY), tetapi di Indonesia belum ada," ucapnya.
"Ini yang harus ditekankan kepada pemerintah dan sudah saatnya disediakan jadi yang namanya hotline center itu ada beberapa pilihan format untuk dia bisa dihubungi, termasuk memperhitungkan mereka yang tidak bisa menggunakan telepon," sambungnya.
Selain itu, Cucu mendorong pemerintah menyediakan penerjemah bahasa isyarat di rumah sakit. Sebab, hal itu bertujuan untuk memudahkan berkomunikasi apabila ada orang tuli datang ke rumah sakit dengan membawa keluhan COVID-19.
Cucu mencontohkan, ada seorang tuli menjadi pasien positif Corona di Solo, Jawa Tengah. Ketika itu, pasien tersebut mengalami kesulitan berkomunikasi dengan dokter terkait apa yang dideritanya.
"Makanya kemarin yang ada kasus yang tuli positif itu di Solo, itu kan sempat kebingungan pihak rumah sakitnya nggak tahu cara komunikasinya, tapi beruntung karena ada di berita terus kawan-kawan lekas bergerak sekarang sudah ditindaklanjuti pihak rumah sakit," katanya.