81% Pelajar Tercemar Asap Rokok, Saatnya Sekolah No Smoking
Jumat, 16 Des 2005 10:01 WIB
Jakarta - Sudah bukan rahasia lagi, Indonesia adalah surga bagi perokok. Saking banyaknya asap rokok berkeliaran, sebagian besar pelajar tercemar oleh asap rokok yang merusak kesehatan. Karena itu, kebijakan no smoking di sekolah sudah sangat mendesak.Menurut survei Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia, sebanyak 81,6% pelajar usia SMP di Jakarta tercemar asap rokok di luar rumah. Ironisnya, di dalam rumah pun mereka juga punya kans yang besar untuk tercemari. Soalnya 66,8% pelajar itu tinggal serumah dengan orang yang merokok.Sedangkan di Bekasi, 66,3% murid tinggal serumah dengan orang yang merokok dan 76,1% tercemar asap rokok di luar rumah. Sementara di Medan didapatkan 69.0% murid tinggal serumah dengan orang yang merokok, dan 79,5% tercemar asap rokok di luar rumah.Karena itulah Tjandra Yoga Aditama SpP(K), DTM&H, MARS yang merupakan peneliti utama GYTS Indonesia mengusulkan agar daerah bebas rokok diberlakukan di berbagai tempat. "Termasuk di institusi sekolah," katanya pada detikcom, Jumat (16/12/2005). Selain sekolah, di institusi kesehatan juga perlu ditetapkan sebagai area no smoking. "Juga perlu pendidikan pada publik tentang bahaya perokok pasif," kata dokter spesialis paru ini.Dalam survei survei yang didukung WHO dan CDC (Atlanta) dan dilakukan di 100 negara ini, juga didapat temuan bahwa 90,9% murid sekolah SMP di Jakarta melihat iklan bahaya merokok di media dan 93,2% melihat iklan rokok di media massa.Tingginya iklan rokok di media massa itu jelas memprihatinkan. Karena itulah, menurut Tjandra, diperlukan pembatasan iklan rokok pada media elektronik maupun non elektronik baik secara langsung ataupun tidak langsung.
(nrl/)