Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan permasalahan di sektor kesehatan, seperti bahan baku obat yang masih impor, terlihat saat Indonesia dilanda wabah virus Corona. Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay menyebut apa yang diungkapkan Jokowi bukan suatu hal yang baru.
"Sebetulnya apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi bukan suatu yang baru. Karena betul alat kesehatan dan obat-obatan itu di atas 90 persen itu diimpor dari negara lain. Makanya itu ventilator yang sekarang lagi dibutuhkan itu sebetulnya kita kekurangan karena memang barang itu banyak yang diimpor," ujar Saleh kepada wartawan, Kamis (30/4/2020).
Saleh menyebut Komisi IX akan melakukan rapat dengan Menteri Kehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Dalam rapat, sebut Saleh, Komisi IX akan mengevaluasi penanganan COVID-19 di Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inyaallah hari Senin (4/5) kami akan rapat lagi dengan Menteri Kesehatan. Selain mengevaluasi COVID-19 ini tentu salah satu yang paling erat dengan itu tentang farmasi dan alat kesehatan. Jadi kecukupannya seperti apa, mulai dari APD, ruang esolasi dan kamar," ungkap Saleh.
Saleh mengakui bahwa ketersediaan infrastruktur kesehatan masih jauh dari memadai. Dia menilai peningkatan fasilitas kesehatan harus dimulai dari tingkat puskesmas.
"Saya mengomentari fasilitas kesehatan 1,2 berbanding 1.000, itu benar adanya, termasuk fasilitas Puskesmas yang menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama di seluruh Indonesia itu harus ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Jadi, supaya itu bisa betul-betul melayani masyarakat," sebut Saleh.
"Itu Puskesmes itu masih banyak yang bukan rawat inap. Yang rawat inap jarang sekali. Itu harus ditingkatkan sehingga yang 1,2/1.000 itu bisa naik," imbuhnya.
Buntut Corona, Jokowi Sadar Ada Masalah di Sektor Kesehatan:
Lebih lanjut, Saleh mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Seperti pemanfaatan dana alokasi khusus yang tepat sasaran.
"Kita mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pelayanan kesehatan termasuk memperbaiki sarana kesehatan di darah di Seluruh Indonesia. Karena itu dana alokasi khusus itu betul-betul harus dimanfaatkan efektif mungkin supaya bisa menciptakan Puskesmas dan Rumah Sakit dipergunakan oleh masyarakat," ungkapnya.
Selain itu, Saleh juga meminta pemerintah untuk menuntaskan permasalahan rasio dokter di Indonesia. Saleh menyebut sebaran dokter di Indonesia tidak merata.
"Jadi soal dokter di Indonesia itu tidak seimbang, terutama dokter yang ada di kota dan daerah. Jadi kalau di kota biasanya dokter lengkap, dokter spesialis lengkap. Kalau di daerah menurut pantauan saya itu tidak lengkap dokter spesialisnya. Jadi kadang-kadang yang ada itu kadang spesialis kandungan, sementara dokter dokter mata, lainnya belum ada. Itu masih menjdi tantangan pemerintah untuk melengkapi itu," sebut saleh.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan masalah di sektor kesehatan terlihat saat Indonesia terdampak wabah virus Corona (COVID-19). Jokowi mencontohkan masalah bahan baku obat hingga produksi alat kesehatan.
"Sebagai contoh, apa yang terjadi di sektor kesehatan, industri farmasi, bahan baku obat, kita saat ini masih impor, 95 persen masih impor. Alat-alat kesehatan, ada tidak? Apa yang bisa kita produksi sendiri dan apa saja yang kita beli dari negara lain? Sekarang kelihatan semuanya," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (30/4).
Jokowi juga menyinggung rasio dokter dan tenaga medis saat menghadapi pandemi COVID-19.
"Lalu bagaimana dengan tenaga medis, rasio dokter, rasio dokter spesialis, perawat, apa cukup menghadapi situasi seperti saat ini?" kata Jokowi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini