Lince Rawi (35) merupakan agen BRILink di salah satu pelosok Kalimantan Timur. Lebih tepatnya di Desa Muara Wahau, Kutai Timur, yang memiliki infrastruktur terbatas dan sebagian masyarakatnya bekerja sebagai pekerja perusahaan perkebunan sawit.
Meski begitu, Lince mengaku tetap bersyukur karena dapat membantu masyarakat dalam hal transaksi keuangan, apalagi ditambah dengan lokasi bank yang jauh dan tutup akibat COVID-19.
"Alhamdulilah orang yang dari kebun kalau mau ke bank agak jauh. Jadi kalau mereka mau transfer ke tempat saya saja karena tidak punya fasilitas internet banking/mobile banking. Lokasi saya ini jauh dari bank. Sekarang saya transaksi pakai handphone saja," ujar Lince dalam keterangan tertulis, Selasa (21/04/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah kesibukannya sebagai istri, ibu dari tiga anak, dan berjualan sembako, Lince juga harus ke bank ntuk menyetor uang atau penarikan. Kadang tingginya transaksi dalam sehari membuat dia harus rela bolak-balik ke kantor bank untuk menambah modal BRILink.
Apabila kondisi tidak hujan, Lince menggunakan sepeda motor untuk menjangkau kantor Bank BRI yang berjarak tujuh kilometer dari rumahnya.
"Modal saya terbatas, tapi kadang-kadang sehari tiga kali balik ke Bank BRI. Jadi kalau modal habis saya harus ke bank untuk melakukan penarikan," ujar Lince.
Diungkapkannya saat pandemi ini, sejak pagi hingga malam dia tetap melayani masyarakat yang ingin bertransaksi, mulai dari transfer uang, bayar tagihan PLN hingga setor tunai. Terlebih lagi bila memasuki periode gajian bagi para pekerja kebun, yakni sekitar tanggal 25 tiap bulan, transaksi yang dilayani kian ramai.
Kata Lince, banyak keunikan menjadi seorang Agen BRILink di daerah terpencil. Kadang ia harus menghadapi masyarakat yang memiliki sifat keras kepala dan kurang memahami literasi keuangan. Kondisi ini membuatnya harus memberikan penjelasan dan edukasi lebih mendalam terkait proses transaksi.
"Kadang-kadang orang yang kurang ngerti, jadi saya harus jelaskan," ujarnya.
Ia yang jadi agen sejak 2019 ini mengaku dalam sebulan bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 3 juta hingga 4 juta. Selain itu, kebijakan pembatasan wilayah untuk mencegah penularan COVID-19 telah berdampak pada menurunnya jumlah orang yang melakukan transaksi keuangan melalui dirinya.
"Biasanya orang-orang dari kebun dan perusahaan daripada mereka ke bank atau ke ATM yang lokasinya jauh, mereka ke tempat saya saja. Sekarang karena pandemi banyak jalan ditutup, orang yang di luar atau yang di perusahaan sepertinya dibatasin kalau mau keluar," ujarnya.
Namun, Lince mengaku beruntung telah bergabung menjadi Agen BRILink, terlebih lagi pada masa sulit karena pandemi Corona seperti sekarang ini. Dia merasa terbantu karena memperoleh tambahan penghasilan dari sharing fee transaksi sehingga mampu mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Karena jadi agen BRILink ini saya jadi ada tambahan penghasilan. Saya sangat bersyukur jadi agen BRILink," pungkasnya.
Meski dihadapkan pada berbagai tantangan dan keterbatasan, Lince memiliki semangat layaknya Kartini yang tak putus asa menyebarkan kebaikan membantu sesamanya dan membangun optimisme untuk hidup yang lebih baik.
(ega/ega)