"Beberapa waktu lalu ada pasien masuk dengan hasil rapid test reaktif menyebabkan sejumlah petugas kami harus diistirahatkan sementara waktu, paling lama 7 hari," kata Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, dr David Masjhoer kepada detikcom, Rabu (29/4/2020).
Menurut David, salah satu pasien yang tidak jujur merupakan rujukan dari rumah sakit di Kota Bontang. Ketidakjujuran pasien dapat membahayakan tim medis.
Sebagai garda terdepan dalam penanganan virus ini, tenaga medis sangat rentan terpapar. Terlebih, jika ada pasien yang tidak jujur mengenai riwayat kontak dan perjalanannya sebelum datang ke fasilitas kesehatan.
Untuk menghindari adanya penularan virus, 50 tenaga medis yang diistirahatkan itu harus menjalani rapid test. Jika hasilnya non-reaktif, mereka akan kembali bekerja.
"Jika mereka tetap bekerja dan menangani pasien, kita khawatir jika ada yang reaktif malah menularkan virusnya ke pasien lainnya," sebut David.
Butuh waktu 7 hari untuk mengetahui hasil tes 50 tenaga medis itu. Karena, rapid test antibodi baru akan positif ketika antibodi sudah terbentuk dalam jangka waktu itu.
Jika pemeriksaan dilakukan sebelum terbentuk antibodi, maka hasil tes pun bisa negatif atau palsu. Artinya, akan ada orang yang sesungguhnya mempunyai virus, tapi karena belum menghasilkan antibodi maka memperlihatkan hasil tes yang negatif.
David pun meminta kepada masyarakat untuk jujur dalam memberikan keterangan saat mendatangi fasilitas kesehatan di manapun lokasinya. Dengan begitu, tenaga medis tidak akan terpapar bila ada yang membawa virus Corona sehingga mereka selalu siap memberikan pelayanan.
Terapi Plasma Darah Disebut Efektif Sembuhkan Covid-19, Ini Penjelasan PMI:
(elz/idh)