Mahasiswi di Makassar Tewas Gantung Diri di Indekos

Mahasiswi di Makassar Tewas Gantung Diri di Indekos

Reinhard Soplantila - detikNews
Rabu, 29 Apr 2020 08:15 WIB
Garis polisi, police line. Rachman Haryanto /ilustrasi/detikfoto
Foto: Rachman Haryanto
Makassar - Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Seorang mahasiswi di Makassar berinisial P (20), ditemukan tewas gantung diri di indekosnya. Jasad korban dievakuasi sesuai prosedur penanganan jenazah COVID-19.

Kaur Doksik Biddokkes Polda Sulsel dr Ridho mengatakan petugas melakukan rapid test kepada jenazah. Hasilnya, korban negatif Corona.

"Di TKP kami temukan jenazah tergantung, kematian diperkirakan dua hari jadi terjadi proses pembusukan lebih lanjut. Dari hasil rapid test meski agak susah, hasilnya negatif hingga kami beranikan bahwa ini penyebabnya bukan COVID-19," ujar Ridho, Rabu (29/4/2020).

Korban ditemukan meninggal dunia di dalam indekos di Jalan Perintis Kemerdekaan VII, Tamalanrea, Makassar, Selasa (28/4) pukul 21.00 WITA. Polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Jadi kami lakukan visum luar, kami tidak temukan tanda-tanda kekerasan lain kecuali ada jejas di leher yang perkuat dugaan kita yang bersangkutan meninggal karena ada jeratan di leher akibat penggantungan. Dia gunakan seutas kain," jelas Ridho.

Di sekitar korban, tim forensik juga mendapati selembar surat milik korban dan telah diserahkan kepada penyidik Polsek Tamalanrea.

"Ada tadi kami amankan surat, kami belum jelas sudah diserahkan ke penyidik," tutur Ridho.

Menurut kerabat korban, Ni Luh Lestari, korban sempat terlibat pertengkaran dengan orang tuanya sebelum meninggal dunia. Korban, kata Ni Luh, sempat menangis usai menerima telepon dari orang tuanya.

"Ini anak (korban) bermalam di rumah dari Senin sampai Jumat, pas Jumat malam orang tuanya menelepon kemudian dia menangis tidak tahu apa dia bicarakan. Saya cek dia bilang tidak kenapa-kenapa, saya dengar orang tuanya marah jadi saya tidak berani, orang tuanya sempat bicara ke om saya dan saya tidak jelas lagi," kata Ni Luh. (isa/isa)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads