3 Perawat RSUD Solo Diusir Bidan dari Kos, PPNI: Edukasi Belum Tuntas

3 Perawat RSUD Solo Diusir Bidan dari Kos, PPNI: Edukasi Belum Tuntas

Matius Alfons - detikNews
Rabu, 29 Apr 2020 06:31 WIB
Tiga perawat RSUD Bung Karno Solo diduga ditolak warga sekitar indekos, Senin (27/4/2020).
Foto: Tangkapan layar video di media sosial
Solo -

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menanggapi terkait 3 perawat RSUD Bung Karno (RSBK) Solo yang diusir oleh pemilik indekos yang merupakan seorang bidan. PPNI menilai ini membuktikan edukasi terkait Corona memang belum selesai.

"Iya ini menunjukan memang informasi atau edukasi belum tuntas, dan termasuk ini menurut informasinya justru yang punya kosan adalah tenaga kesehatan bidan, artinya sebagai bidan harusnya sudah bisa membedakan," kata Ketua Umum PPNI, Harif Fadhilah saat dihubungi, Selasa (28/4/2020).

Harif menyebut para perawat yang menangani pasien Corona sudah pasti mengikuti protokol ketat untuk menyelamatkan diri dari penularan Corona. Selain itu, menurutnya penularan Corona juga hanya bisa terjadi dari droplet dan kontak dekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenernya nggak terlalu banyak hubungan dengan kos kossan begitu dan itu seharusya tidak perlu terjadi pengusiran ini kalau itu dipahami," ucap Harif.

Harif juga menyayangkan justru pengusiran ini datang dari sesama tenaga medis bidan. Dia meyakini bidan tersebut memang tidak mengerti terkait penularan Corona tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saya kira karena tidak mengerti dan tidak mau update, ini kan tiap hari kita bisa di media sosial, di media elektronik cetak itu sudah dijejali info luar biasa untuk pendidikan yang bagus memahai gimana karakteristik COVID ini," ucapnya.

Harif menyebut saat ini ketiga perawat tersebut sudah ditempatkan di lokasi yang lebih baik. Meski demikian, dia meminta agar semua pihak khususnya tenaga medsi untuk tidak saling memberikan stigma negatif terkait tenaga medis yang merawat pasien Corona.

"Maka edukasi ini yang harus masif bahkan itu untuk para organisasi profesi, PPNI, IDI, IBI ke anggota anggotanya, jangan sampai kita saling menstigma gitu, ini sesuatu yang nggak bagus untuk kondisi gotong royong bersatu lawan Corona ini," ujar Harif.

Selain itu dia juga mengimbau ke masyarakat agar jangan merasa takut dengan keberadaan perawat atau tenaga medis di sekitarnya. Justru, sebutnya, keberadaan tenaga medis bisa memberikan informasi dan situasi yang aman.

"Jangan takut dengan keberadaan tenga kesehatan, justru harusnya beruntung karena dengan adanya perawat di lingkungan itu, ya justru bisa konsultasi narsum, dan sumber informasi terkat pencegahan ini," sebutnya.

Seperti diketahui, Tiga perawat RSUD Bung Karno Solo yang diminta pergi dari tempat kos di Grogol, Sukoharjo, membuat pengakuan. Ketiga perawat itu sempat kebingungan karena diminta pergi pada malam hari menjelang tidur.

Siska, salah satu perawat tersebut, mengaku terkejut dan tidak tahu pasti kenapa diminta pindah. Mereka diminta pergi melalui pesan WhatsApp pada malam hari menjelang tidur.

"Kami bertiga posisi (menjelang) tidur, di-WA ibu kos. Intinya diminta pergi. Karena rumah sakit kami kan untuk rujukan COVID-19, mungkin ibu kos khawatir," demikian disampaikan Siska, Selasa (28/4/2020) pagi.

Halaman 2 dari 2
(maa/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads