Survei KPAI-FSGI: 56% Guru Keluhkan Kuota Internet Saat Belajar di Rumah

Survei KPAI-FSGI: 56% Guru Keluhkan Kuota Internet Saat Belajar di Rumah

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Selasa, 28 Apr 2020 16:43 WIB
Seorang murid sekolah dasar (SD) belajar melalui siaran streaming TVRI di rumahnya, di Padang, Sumatera Barat, Senin (13/4/2020). Kemendikbud resmi meluncurkan program
Ilustrasi Belajar di Rumah (Iggoy el Fitra/Antara Foto)
Jakarta -

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melakukan survei terkait metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi COVID-19. Hasil survei KPAI, sekitar 55,6 persen guru mengeluhkan tidak adanya kuota internet.

Survei tersebut dilakukan KPAI pada 16-20 April 2020 dengan total responden sebanyak 602 orang, yang merupakan gabungan guru dari jenjang SD sampai SMA/sederajat di 14 provinsi dan 30 kabupaten/kota di Indonesia.

Pengambilan sampel survei menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik multistage random sampling. Adapun margin of error survei ini 0,5 persen. Responden terbanyak adalah guru SMA. Survei dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi guru dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau yang dikenal dengan sebutan belajar di rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keluhan yang dihadapi adanya paling banyak tidak ada kuota internet," kata Wasekjen FSGI, Satriwan Salim, dalam konferensi pers, Selasa (29/4/2020).

Dalam survei itu, sebanyak 55,6 persen guru mengeluhkan adanya keterbatasan dalam akses internet. Satriwan pun menyarankan agar ada kebijakan dari Kemendikbud untuk memberikan kuota internet kepada guru dan siswa.

ADVERTISEMENT

"Grafik batang itu yang kiri atas 55,6 persen menunjukkan bahwa adanya keterbatasan guru terhadap internet," ujar Satriwan.

"Makanya kami mengafirmasi tindakan kebijakan dari Kemendikbud memberikan kuota internet bagi guru siswa, tapi dengan catatan yang proporsional," imbuhnya.

Kak Seto: Banyak Anak Tertekan saat Belajar di Rumah:

Kemudian, sebanyak 44,0 persen guru mengalami kendala akibat siswa mereka tidak akrab dengan pembelajaran daring. Sebanyak 27,9 persen guru mengakui tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan.

Selain itu, 26,7 persen guru masih kurang memahami aplikasi pembelajaran daring. Sekitar 20,8 persen guru mengeluhkan waktu yang sempit, dan sekitar 14,6 persen guru merasa materi pelajaran terlalu banyak.

Sementara itu, melalui hasil survei tersebut, Komisioner KPAI Retno Lisyarti memberikan beberapa rekomendasi. Dia mengimbau pemerintah daerah agar lebih memperhatikan pemenuhan fasilitas guru dalam melakukan PJJ.

"Nah, ini kan pemerintah memang wajib untuk memenuhi hak konstitusional negara terkait pemenuhan atas pendidikan dan kami apresiasi realokasi subsidi ke guru dan siswa," kata Retno.

Retno juga meminta pemerintah daerah memberikan perhatian kepada sekolah-sekolah swasta. Menurutnya, krisis di masa pandemi Corona dapat berdampak terhadap guru-guru swasta.

"Pemerintah daerah diharapkan memberikan perhatian dan tindakan afirmatif kepada sekolah-sekolah swasta dan gurunya di tengah masa pandemi ini," kata Retno.

"Guru swasta kan sangat bergantung pada bayaran sekolah sementara banyak muridnya yang kena dampak karena mungkin mereka di rumah, transfer enggak apa enggak, sehingga posisinya gaji guru juga tertunda atau terganggu. Nah, terkait ini, pemerintah harusnya juga memberikan dukungan," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(elz/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads