Brigpol Sudarlin, Babinkamtibmas Desa Mattirotasi, Kecamatan Mattirobulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan menjadi buah bibir. Sudarlin ramai diperbincangkan lantaran mendadak menjadi petugas pengubur jenazah.
Aksi ayah dua anak ini banjir pujian setelah dirinya menjalankan misi kemanusiaan dengan menguburkan jenazah YS. YS merupakan warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona (COVID-19) yang meninggal 10 menit setelah dibawa ke RS Arifin Numang pada Senin (27/4) malam.
![]() |
Sudarlin menuturkan peristiwa bermula dari jenazah YS yang masih belum diangkat dari mobil ambulans. Hal itu dikarenakan kekurangan orang yang bisa membantu mengangkat dan menguburkan jenazah YS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi subuh itu, sekitar jam 3 subuh, jenazah belum diangkat dari mobil, kurang yang angkat. Sementara kerabat jenazah yang berjumlah yang ikut dalam penguburan protap COVID-19 semuanya perempuan, makanya saya bersama Pak dusun dan Pak desa langsung berinisiatif untuk mengangkat jenazah bersama-sama sampai ke liang lahat," terang Sudarlin saat dihubungi detikcom, Selasa (28/4/2020).
Simak juga video Warga Tak Berani Makamkan Jenazah Corona, Tim Khusus Bertindak:
Sudarlin mengungkapkan, awalnya ada perasan takut dan was-was saat akan membantu menguburkan jenazah YS. Namun, karena panggilan kemanusiaan, dirinya pun menepis rasa takutnya.
"Namanya kita punya keluarga, tentu ada perasaan takut dan was-was, tapi sudah menjadi kewajiban kita untuk segera menguburkan jenazah orang yang telah meninggal, apalagi saya sebagi anggota Polri, ini adalah tugas," ujarnya.
Jubir Penanganan COVID-19 Kabupaten Sidrap, Ishak Kenre menjelaskan YS kini masih berstatus PDP. Dia mengatakan belum sempat melakukan tes swab kepada pasien sebelum meninggal.
"Dia punya riwayat perjalanan dari daerah terjangkit, dan memiliki gejala klinis seperti batuk dan demam, hasil rapid tesnya positif," terang Ishak.
Ishak mengungkapkan, warga pun sempat melakukan protes pasca pemakaman. Namun, usai diberi pemahaman warga mau menerima jenazah dimakamkan di wilayahnya.
"Tapi setelah kita beri pemahaman mereka akhirnya bisa menerima," tutupnya.