Ical: Di Yahukimo Babinya Saja Besar-besar

Ical: Di Yahukimo Babinya Saja Besar-besar

- detikNews
Kamis, 15 Des 2005 14:07 WIB
Jakarta - Dikecam sana-sini tidak membuat Menko Kesra Aburizal Bakrie gentar. Ia tetap keukeuh tidak ada kelaparan di pedalaman Papua, Yahukimo. Di sana hewan ternak seperti babi saja malah besar-besar."Mereka (warga) sehat-sehat saja, gemuk. Babi besar, kubis dan jagung tumbuh subur," kata Ical, panggilan akrab Aburizal di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (15/12/2005).Karena itu, Ical memastikan tidak ada bencana kelaparan di Yahukimo. Yang terjadi di sana hanya kondisi rawan gizi akibat pola hidup yang tidak sehat. Meski begitu, pemerintah tetap akan menggelontorkan bantuan pangan dan medis ke daerah tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk."Dokter-dokter sudah memberi konfirmasi tidak ada kelaparan di sana. Mereka semua masih di sana. Kita tetap kirim makanan dan medis supaya tidak terjadi kelaparan," kata Ical.Ical mengaku masih bingung dengan informasi adanya bencana kelaparan yang mengakibatkan 55 warga di sana meninggal dunia. "Tidak tahu, tanya sama gereja (misionaris di pedalaman)," kata Ical.Sebab, imbuhnya, setelah beberapa hari meninjau lokasi, ia menjumpai situasi yang sebaliknya. Warga tampak sehat, tanaman pangan serta hewan ternak pun terlihat baik-baik saja. Tapi diakuinya, umbi-umbian yang merupakan makanan pokok warga di sana sedang langka."Anda harus lihat foto-fotonya. Mereka sehat-sehat saja. Makanan alternatif sebetulnya ada, tapi bukan umbi-umbian," tegasnya lagi.Karena pola makan yang jelek ini, warga menjadi rentan terhadap gizi buruk. Warga hanya menggantungkan pada umbi-umbian untuk memenuhi kebutuhan pangannya, tidak ada makanan alternatif.Tanaman umbi-umbian itu pun ditanam dengan cara sangat tradisional, dan hasilnya langsung habis dikonsumsi. Tidak ada yang disimpan di lumbung sebagai persediaan di saat paceklik. Pola hidupnya juga tidak sehat. Sebagian besar warga tinggal satu atap dengan hewan ternak peliharaannya. "Kebiasaan ini sulit dihilangkan karena justru sebuah kebanggaan," katanya.Untuk mengantisipasi terjadinya rawan pangan. Selain mengirim tenaga medis dan bala bantuan, langkah selanjutnya, pemerintah akan membangun lumbung dan memberi penyuluhan cara bercocok tanam secara modern.Targetnya warga dapat cepat mandiri memenuhi kebutuhan pangan mereka. Sebab distribusi bantuan pangan tidak bisa terus-menerus dilakukan karena tingginya biaya operasional."Radio komunikasi juga perlu sehingga jika ada permasalahan, bukan hanya kelaparan, seperti penyakit atau kerusuhan sosial bisa langsung dilaporkan ke kabupaten," katanya. (umi/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads