Pernyataan Lengkap Pemerintah: Kasus Positif 8.882, Pasien Sembuh 1.107

Pernyataan Lengkap Pemerintah: Kasus Positif 8.882, Pasien Sembuh 1.107

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 26 Apr 2020 17:37 WIB
Jubir Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Foto: dok. BNPB
Jakarta -

Kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 8.882, sementara pasien yang sembuh mencapai 1.107, dan yang meninggal 743. Pemerintah meminta masyarakat mematuhi protokol pencegahan COVID-19 dengan physical distancing.

"Dari pemeriksaan itu, jumlah kasus terkonfirmasi positif 8.882, pasien yang sembuh 1.107, sementara yang meninggal 743. Kinerja kita terhadap pencatatan orang dalam pemantauan saat ini akumulasinya adalah 202.040 orang, sebagian besar sudah selesai dipantau, ini adalah akumulasi kinerja kita," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan percepatan COVID-19 Achmad Yurianto, yang disiarkan di akun YouTube BNPB Indonesia, Minggu (26/4/2020).

Yuri mengimbau masyarakat tetap berada di rumah, tidak melaksanakan mudik untuk mencegah penyebaran virus Corona, mengurangi ke rumah sakit jika tidak dalam kondisi darurat, dan memanfaatkan fasilitas konsultasi melalui teknologi dengan layanan telemedicine.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berikutnya mengurangi kunjungan ke rumah sakit untuk kepentingan konsultasi medis hal-hal yang tidak terkait dengan COVID-19. Hal ini penting karena kita sadari bahwa masyarakat kita masih banyak menghadapi permasalahan kesehatan bukan hanya terkait penyakit menular namun juga penyakit tidak menular. Oleh karena itu gunakanlah teknologi, gunakanlah layanan telemedicine agar mengurangi kunjungan ke rumah sakit yang mungkin memberikan peluang untuk terjadinya penularan," ujarnya.

Berikut ini pernyataan lengkap yang disampaikan hari ini:

ADVERTISEMENT

Saudara-saudara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pada dasarnya secara terintegrasi sesuai dengan 6 arahan presiden dalam rangka membendung sebaran COVID- 19. Enam arahan tersebut adalah di antaranya, pengujian sampel harus dilaksanakan secara lebih masih lagi. Disertai pelacakan kasus positif di masyarakat berdasarkan kajian kontak dekat secara lebih agresif. Serta dilaksanakan isolasi ketat bagi kasus-kasus positif supaya tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.

Berikutnya mengurangi kunjungan ke rumah sakit untuk kepentingan konsultasi medis, hal-hal yang tidak terkait dengan COVID. Hal ini penting karena kita sadari bahwa masyarakat kita masih banyak menghadapi permasalah kesehatan bukan hanya terkait penyakit menular namun juga penyakit tidak menular. Oleh karena itu gunakanlah teknologi, gunakanlah layanan telemedicine, agar mengurangi kunjungan ke Rumah Sakit yang mungkin memberikan peluang untuk terjadinya penularan. Berikutnya adalah komunikasi yang efektif, yang detil, dan baik.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 ini terus menerus memperbaiki sistem di dalam kekaitan dengan pendataan, yang terintegrasi sejak dari primer data di RS, di Dinas Kesehatan kabupaten/kota, demikian seterusnya sampai dengan tingkat pusat. Kemudian penegak hukum dengan bantuan aparat negara ditujukan agar pelaksanaan PSBB, pelaksanaan untuk tinggal di rumah, dalam rangka mengurangi kontak mengurangi persebaran bisa berjalan dengan baik karena masyarakat bisa berdisiplin dengan kuat. Kemudian semua pihak harus memberikan jaminan arus logisitik bisa berjalan dengan lancar mulai dari pusat sampai daerah, mulai dari gudang-gudang logistik ke daerah. Dan beberapa kebijakan stimulus ekonomi harus betul-betul tepat sasaran sebagai bagian jaring pengaman nasional yang memang harus dibuat agar fokus pemutusan rantai penularan COVID-19 bisa dilaksanakan semua pihak.

Saudara-saudara COVID-19 hanya dapat dicegah dengan disiplin yang kuat dan semangat gotong royong. Ini menjadi kunci untuk kita, disiplin yang kuat mematuhi peraturan, dan semangat gotong royong untuk saling membantu. Hal ini harus dilaksanakan secara bersama-sama dan terus menerus tidak boleh terputus. Masyarakat kita dapat memahami anjuran untuk melaksanakan ini. Anjuran untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah dari rumah. Kita bisa melihat aksi solidaritas di tengah masyarakat untuk menolong sesama dalam masa kesulitan ini telah banyak dilakukan dan ini sebuah sikap yang terpuji.

Tidak hanya peduli dengan cara mengatasi COVID-19 namun juga kepedulian agar roda ekonomi masyarakat tetap bergerak dan berputar, serta adanya uluran tangan untuk bantuan kemanusiaan. Sikap gotong royong sangat dibutuhkan dalam kondisi ini. Bila mana ada warga negara bergejala COVID-19, kita harus saling membantu dan tidak mengucilkannya. Bisa juga membantu tetangga dengan membeli produk yang dijualnya sebagai bagian dari keyakinan kita bahwa roda ekonomi harus tetap berputar. Kita sedang diuji, stamina sosial kita sedang diuji, kita tunjukkan kepada dunia, kita tidak perlu kemudian merasa pesimistis apapun pendapat orang lain kita yang berhak menentukan bahwa kita mampu, kita sudah teruji dalam banyak permasalahan, dan kita memang adalah bangsa yang tangguh untuk menghadapi permasalahan seperti ini. Fakta menunjukan bahwa masyarakat Indonesia selalu mampu untuk bersatu, selalu mampu memikul tanggung jawab bersama, selalu memiliki dorongan untuk memberikan kesempatan untuk menolong sesama. Inilah yang sudah kita buktikan dan inilah yang memang menjadi ciri khas bangsa kita.

Saudara-saudara langkah-langkah yang bisa kita lakukan saat ini untuk mencegah percepatan penularan COVID-19, yang pertama tetap tinggal di rumah. Kita tidak pernah tahu siapa di luar rumah yang membawa virus. Banyak sekali orang lain tanpa gangguan tanpa keluhan tetapi ternyata membawa virus dan kita tidak bisa membedakan ini secara fisik dengan kasat mata biasa. Oleh karena itu jangan keluar rumah, tetap di rumah, jangan berpergian, jangan mudik. Kita harus meyakinkan bahwa kita tidak akan tertular oleh penyakit, karena tidak ada satu pun yang bisa menjamin bahwa perjalanan kita aman dari kemungkinan tertular COVID-19. Akan sangat-sangat mungkin kita tertular, karena mungkin kita tidak bisa mencegah kontak dekat dengan orang lain pada saat kita di dalam angkutan umum berada di kendaraan umum.

Kita tidak mungkin bisa maksimal laksanakan physical distancing saat di terminal, saat di stasiun kereta api, saat berada rest area, atau di toilet sepanjang perjalanan. Oleh karena itu tidak berpergian, tidak mudik adalah langkah yang paling tepat. Oleh karenanya Saudara-saudara sekalian, mari bukan hanya kita mencegah agar tidak tertular tetapi kita juga tidak ingin menjadi sumber penularan di keluarga kita di kampung halaman. Insya Allah kalau semua keadaan terkendali kita masih punya peluang untuk bisa kembali ke kampung kita. Yang Kedua, gunakan masker. Jika terpaksa keluar rumah gunakan masker, dan batasi waktunya jika berada di luar rumah. Lakukan kegiatan secepat mungkin di luar rumah dan kembali ke rumah tidak perlu berlama-lama di rumah. Jangan berkumpul, bergerombol untuk hal yang tidak perlu dan mengandung risiko untuk tertular penyakit di luar rumah. Jangan naik kendaraan umum yang penuh sesak, segera berada di rumah, lepas masker yang telah kita gunakan, cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, dan ganti dengan masker yang baru.

Ini penting disampaikan ke seluruh anggota keluarga kita, kepada anak-anak kita, kepada adik-adik kita. tidak perlu lagi menggerombol di luar rumah untuk hal-hal yang tidak perlu ini akan menambah risiko untuk tertular. Mereka mungkin bisa tertular dan kondisinya tidak terlalu berat karena imunitasnya bagus karena usianya masih muda. Namun apabila nanti dia pulang dengan membawa penyakit, dan di rumah ada keluarga kita yang berusia lanjut, ada keluarga kita yang berpenyakit kronis, ada keluarga kita yang menderita diabetes yang sudah bertahun-tahun, menderita asma bertahun-tahun, menderita tekanan darah tinggi bertahun-tahun, manakala mereka tertular, maka ini akan berakibat fatal akan jatuh dalam kondisi penyakit yang sangat berat dan angka kematiannya cukup tinggi.

Oleh karena itu mari kita sama-sama menyadari bahwa keberhasilan upaya ini akan sangat tergantung pada peran masyarakat. Kerjasama semua perangkat RT,RW, Desa, dan keluarga sampai pelaksanaan isolasi mandiri baik yang dilaksanakan secara perorangan maupun kelompok dan juga dalam kepatuhan melaksanakan pembatasan sosial berskala besar. Ini harus diperkuat dengan melakukan penelusuran kontak, dengan melibatkan aparat kesehatan baik di tingkat puskesmas sampai dengan dinas kesehatan dan tentunya dibantu dengan aparat pemerintahan setempat. Ini penting dalam rangka untuk mencari kasus positif dengan melakukan pengujian sample secara masif. Oleh karena itu Saudara-saudara kami berharap tetap ikuti informasi-informasi tentang COVID-19 ini. Banyak berita, saluran berita yang diberikan oleh pemerintah, bahkan juga diberikan kalangan swasta, kalangan dunia usaha, kalangan perguruan tinggi agar mendapatkan informasi yang benar tentang COVID covid19.go.id adalah portal resmi kita, hotline 119, WhatsApp COVID-19, halokemkes di 1500567, layanan aplikasi online dan telemedicine lainnya. TVRI dan RRI terus menerus memberikan siaran untuk menyampaikan informasi seputar COVID yang disebarluaskan oleh televisi dan radio swasta lainnya.

Saudara-saudara sampai dengan hari ni 26 April 2020 pada pukul 12.00 WIB, data yang kami dapatkan adalah sebagai berikut 46 laboratorium sudah melaksanakan pemeriksaan spesimen di seluruh Indonesia, 72.000 lebih spesimen diperiksa dengan menggunakan real time PCR, dari 56.974 orang yang diduga mengidap penyakit COVID-19. Dari pemeriksaan itu, jumlah kasus terkonfirmasi positif 8.882, pasien yang sembuh 1.107, sementara yang meninggal 743. Kinerja kita terhadap pencatatan orang dalam pemantauan saat ini akumulasinya adalah 202.040 orang sebagian besar sudah selesai dipantau, ini adalah akumulasi kinerja kita. Pasien dalam pengawasan 19.648 orang, 34 provinsi telah terdampak dan 282 kota terdampak.

Sebaran pasien sembuh di Jakarta 335 orang, Jawa Timur 138 orang, Sulawesi Selatan 99 orang, Jawa Barat 93 orang, Bali 75 orang, dan sebagian dari 29 provinsi lainnya totalnya adalah 1.107 pasien sembuh. Data yang kita dapatkan hari ini penambahan kasus positif yang terkonfirmasi dengan pemeriksaan real time PCR adalah 275 sehingga total menjadi 8.882. Jumlah pasien sembuh 65 orang sehingga total menjadi 1.107 orang. Pasien meninggal 23 orang menjadi 743 orang.

Ini yang harus kita pahami bahwa penularan masih terjadi. Oleh karena itu mari kita berpartisipasi secara aktif dalam penanganan COVID-19 ini, dengan memutuskan penularan infeksi COVID-19 ini. Mari pastikan kita tidak tertular, mari kita sebarkan dan laksanakan penggunaan masker. Hargai dan bantu mereka yang lakukan isolasi mandiri, jangan didiskriminasi pasien COVID-19 yang sudah sembuh. Keberhasilan untuk membendung penularan COVID-19 akan sangat mempengaruhi beban perawatan di rumah sakit. Semakin banyak pasien yang dirawat akan semakin berat beban kita dan akan makin berat untuk menurunkan jumlah angka kesakitan dan angka kematian karena COVID. Oleh karena itu mari kita lawan COVID ini, tingkatkan imunitas diri, sabar dan tenang, tidak panik istirahat yang cukup dan teratur. Jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir. Mari kita bergotong royong dan bersatu untuk melawan COVID-19 dari pusat sampai ke desa, sampai ke RW, RT, sampai ke keluarga.

Saudara-sadara yang bekerja di Gugus Tugas Percepatan COVID-19 di daerah telah bekerja dengan baik. Oleh karena itu kita berharap upaya kinerja ini kita tingkatkan lagi. Sesuai instruksi Presiden maka kepala daerahlah yang harus menjadi kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Ini adalah bencana nasional, tanggung jawab berada di pimpinan-pimpinan daerah, demikian seterusnya sampai dengan pimpinan nasional. Oleh karena itu kepala daerah adalah penanggung jawab dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Kepala Gugus Tugas memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan, untuk memegang komando utama dalam memerangi COVID-19. Ini sudah jelas dan tertuang di dalam surat edaran Menteri Dalam Negeri 440/2522/SC. Oleh karena itu kita berharap bahwa pimpinan komando dari kepala daerah ini akan memantapkan kita untuk menjaga semua masyarakat tetap berada di rumah, produktif dari rumahnya, dan mewaspadai ancaman penyakit yang lain, dan saat ini adalah ancaman demam berdarah. Oleh karena itu lakukan pemberantasan sarang nyamuk secara terintegrasi dengan seluruh sistem bersama keluarga di rumah laksanakan pemberantasan sarang nyamuk. Kita bisa menjadi teladan dalam menyelamatkan keluarga, menyelamatkan tetangga, menyelamatkan lingkungan, dan menyelamatkan bangsa. Saudara-saudara kita pasti bisa melaksanakan ini, kita pasti mampu menangani ini.

Terima kasih.
Selamat sore.

Halaman 2 dari 3
(yld/zlf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads