Viral Keluarga Tak Makan-Diusir dari Kontrakan, Pemko Medan Beri Penjelasan

Viral Keluarga Tak Makan-Diusir dari Kontrakan, Pemko Medan Beri Penjelasan

Ahmad Arfah - detikNews
Minggu, 26 Apr 2020 14:37 WIB
Viral keluarga tak makan
Foto: Dok Istimewa
Medan -

Sebuah pesan berantai dan status di media sosial tentang sekeluarga yang tak bisa makan hingga diusir dari kontrakan di Medan viral. Pemerintah Kota (Pemko) Medan pun memberi penjelasan soal kejadian sebenarnya.

Dilihat detikcom, Minggu (26/4/2020), dalam salah satu akun Instagram disebutkan, keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan lima anak tersebut tinggal di Jalan Rawa Cangkuk III, Medan Denai.

Kelima orang itu disebut sudah beberapa hari tidak makan. Mereka juga disebut diusir oleh pemilik kontrakan karena tak bisa membayar sewa lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unggahan itu juga menyebut si suami di keluarga itu tak punya penghasilan lagi sejak virus Corona merebak. Suami itu disebut sudah beberapa hari tidak pulang karena mencari kerja.

Sementara itu, sang istri juga disebut pergi mencari kerja. Lima anak mereka sudah dua hari tidak makan sebelum akhirnya dibelikan nasi bungkus oleh warga.

ADVERTISEMENT

Dalam posting-an viral itu juga disebutkan kelima anak tersebut menyisihkan sebagian nasi bungkus dari warga untuk dimakan kemudian. Si ibu disebut sudah pulang dan membawa uang Rp 8.000.

Disebutkan, warga setempat sudah patungan dan terkumpul uang Rp 400 ribu. Keluarga itu belum mendapat bantuan sebagai warga terdampak Corona dari Pemko Medan.

Pemko Medan pun memberi penjelasan terkait posting-an viral itu. Camat Medan Denai Ali Sipahutar disebut sudah datang ke lokasi bertemu dengan keluarga Junaidi Rahman beserta istri dan lima anaknya.

Menurut Ali, cerita dalam posting-an viral di media sosial itu tidak benar. Ali juga mengatakan Junaidi dan keluarganya merasa kurang nyaman karena didatangi banyak orang setelah cerita soal mereka viral.

Menurut Ali, keluarga tersebut memang belum membayar kontrakan. Dia juga menyebut saat ini Ali dan keluarga merupakan pemegang KTP Binjai sehingga belum terdaftar sebagai penerima bantuan di Kota Medan.

"Kami berupaya memberikan rasa tenang dan nyaman bagi bapak dan ibu sekeluarga dalam menjalani kehidupan sehari-hari meski pun KTP yang bapak dan ibu miliki menunjukkan sebagai warga Kota Binjai. Saya minta bapak lurah dan kepling dapat mempercepat kepindahannya ke Medan sehingga dapat dimasukkan ke dalam daftar penerima bantuan sosial dari Pemko Medan. Kita akan ke Binjai untuk mempercepat proses pemindahannya," kata Ali.

Ali mengatakan pihaknya bakal membantu mencarikan tempat tinggal untuk Junaidi dan keluarga. Dia menyatakan keluarga itu bakal dipindahkan sambil menunggu proses administrasi kependudukan selesai diurus.

"Sesuai perintah langsung Bapak Plt Wali Kota. Saya minta bapak kepling mencarinya besok, setelah dapat, maka bapak dan ibu beserta keluarga langsung kita pindahkan ke sana sembari menunggu kartu keluarganya dipindahkan ke Medan," ujarnya.

Istri Junaidi, Evianti Ritonga, juga sempat membantah cerita yang mengatakan mereka sudah berhari-hari tidak makan. Dia mengatakan pihak keluarga juga telah membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

"Tidak benar kalau kami dibilang sudah berhari-hari tidak makan. Saya beserta suami saya sebagai orang tua mereka masih mampu untuk membiayai anak-anak kami, termasuk makan. Apalagi saya dan suami punya keluarga dan mereka selalu membantu kami. Yang benar kami belum membayar uang kontrakan. Jadi apa yang diberitakan itu sama sekali tidak benar," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(zlf/zlf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads