Pernyataan Lengkap Pemerintah: Kasus Positif Corona 8.607, Pasien Sembuh 1.042

Pernyataan Lengkap Pemerintah: Kasus Positif Corona 8.607, Pasien Sembuh 1.042

Rahel Narda Catherine - detikNews
Sabtu, 25 Apr 2020 17:06 WIB
Jubir Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Jubir penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan perkembangan kasus virus Corona. (Foto: dok. BNPB)
Jakarta -

Juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) kembali memberikan penjelasan terkait perkembangan wabah Corona di Tanah Air. Hingga 25 April, total kasus positif mencapai angka 8.607 orang.

"Pertambahan kasus konfirmasi positif hari ini adalah 396 pasien, sehingga totalnya menjadi 8.607," kata Yuri dalam konferensi yang disiarkan di akun YouTube BNPB, Sabtu (25/4/2020).


Yuri juga memaparkan data persebaran pasien yang sembuh di beberapa provinsi. Pasien yang sembuh paling banyak berada di Provinsi DKI Jakarta.

"Sebaran pasien sembuh kalau kita lihat 334 orang dari DKI, 133 dari Jawa Timur, kemudian 93 dari Jawa Barat, 82 Sulawesi Selatan, di Bali ada 70 orang. Akumulasi total bersama dengan 29 provinsi yang lainnya adalah 1.042 pasien," ucap Yuri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per 25 April, Lebih 67 Ribu Spesimen Terkait Corona Diperiksa:

ADVERTISEMENT



Berikut ini pernyataan lengkap yang disampaikan Achmad Yurianto:

Selamat sore, Saudara-saudara sekalian. Hari ini kami akan menyampaikan laporan tentang penanganan pandemi COVID-19 yang kami himpun datanya sampai dengan pukul 12.00 WIB dimana Gugus Tugas percepatan penanganan COVID-19 akan memfokuskan pekerjaannya pada arahan presiden untuk membendung penyebaran COVID-19.

Saudara-saudara, kami akan mengingatkan kembali tentang penyakit COVID-19 ini. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan dapat menyerang saluran pernapasan serta dapat menyebabkan kegagalan fungsi pernapasan yang luas di paru-paru.

Pada awalnya penyakit ini diketahui ada di negara Tiongkok yang kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Penyakit ini menular dengan perantaraan orang yang sakit menular ke orang lain yang sehat. Penularan terjadi melalui virus yang ada di dalam dinding saluran pernapasan orang yang sakit yang kemudian tersebar keluar pada saat orang itu berbicara, pada saat orang itu batuk, pada saat orang itu bersin bersamaan dengan keluarnya percikan-percikan cairan yang dari hidung dan mulut yang sangat kecil ukurannya yang kita sebut dengan droplets.

Droplets inilah yang menyebar dan bisa terhirup langsung oleh orang sehat atau mencemari benda-benda yang ada di sekitarnya, yang kemudian benda yang tercemar itu secara tidak disadari terpegang tangan oleh orang lain atau digunakan langsung oleh orang lain untuk makan minum tanpa dicuci dengan baik. Inilah rantai penularan dan inilah yang harus diputuskan.



Oleh karena itu, Saudara-saudara sekalian, upaya menangani COVID-19 ini adalah dengan memutus rantai penularannya. Diawali dengan upaya yang keras untuk segera menemukan sumber penularnya, yaitu orang yang sakit dengan tujuan untuk segera kita lakukan isolasi, kita obati. Dan sudah barang tentu kita harus segera melindungi yang sehat agar tidak tertular penyakit ini, yang rentan untuk tertular penyakit ini.

Oleh karena itu, langkah untuk tetap tinggal di rumah yang bertujuan agar terhindar dari penularan, hindari kerumunan di orang yang cukup banyak, karena kita tidak tahu siapa yang sakit. Pakai masker dan cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir adalah cara yang paling tepat. Oleh karena itu, mungkin secara lebih rinci langkah-langkah untuk menemukan sumber dari yang sakit ini atau yang kita curigai sakit ini dapat dilakukan melalui beberapa cara. Yang pertama kita harus cermat untuk melakukan pemantauan pada setiap orang yang memiliki riwayat bepergian dari daerah epicenter. Di Indonesia, beberapa kota besar dengan kasus yang sangat tinggi itu adalah epicenter, di daerah yang telah menerapkan PSBB itu adalah epicenter yang harus kita cermati dan kita pantau betul dengan baik.

Oleh karena itu, kami mengimbau agar mereka yang berasal dari epicenter menyadari diri, meskipun tidak ada keluhan sakit apa pun atau keluhan sakit yang ringan seperti sakit batuk kadang-kadang, demam tidak terlalu tinggi yang kesannya adalah tidak sakit. Harus betul-betul menyadari karena berpotensi untuk membawa virus ini. Oleh karena itu, manakala akan bepergian dari satu tempat ke tempat lain meskipun masih berada di daerah epicenter itu, setidak-tidaknya harus melakukan isolasi diri selama 14 hari dengan tetap di rumah, dengan menggunakan masker dan tetap menjaga jarak secara fisik manakala berkomunikasi dengan orang lain.

Kemudian langkah kedua yang kita lakukan dalam rangka untuk mencari sumbernya adalah melakukan penelusuran kontak dekat dari setiap pasien COVID-19 yang sudah terkonfirmasi positif yang mungkin sedang di rawat di rumah sakit atau mungkin yang sedang melaksanakan isolasi mandiri. Sudah terkonfirmasi positif ini adalah hasil dari pemeriksaan PCR dengan real time yang kemudian dinyatakan hasilnya positif. Ini harus dilakukan karena ini yang berpotensi menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.



Berikutnya adalah langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah, mencegah tertular COVID-19. Yang pertama tetap tinggal di rumah karena kita tidak pernah tahu siapa orang di luar rumah yang membawa virus. Banyak sekali orang tanpa gangguan membawa virus, di dalam tubuhnya ada virus tetapi tidak ada keluhan sama sekali atau mungkin keluhannya sangat ringan sehingga dia persepsikan tidak sakit. Kita tidak bisa membedakan orang-orang seperti ini dengan mata biasa. Oleh karena itu jangan bepergian, jangan mudik. Jangan bepergian, jangan mudik. Kita harus memastikan kita tidak tertular atau malah mungkin kita yang menjadi sumber, kita tidak menularkan ke orang lain. Perjalanan yang kita lakukan kalau terpaksa dilakukan belum ada jaminan aman dan tidak ada yang memastikan aman. Mungkin dan akan sangat mungkin kita akan bertemu dan terpaksa kontak dekat dengan orang lain yang tanpa gejala atau orang yang gejalanya sangat ringan di dalam kendaraan apalagi kendaraan umum atau saat kita berada di terminal atau saat di stasiun, atau saat di bandara, atau saat berada di rest area, atau di toilet umum sepanjang perjalanan. Ini yang harus kita sadari. Karena di sinilah ruang yang paling memungkinkan kita untuk tertular atau kalau kita sendiri yang menjadi sumbernya, menularkan ke orang lain. Manakala kemudian ini harus menyebar ke keluarga kita yang memiliki kerentanan di kampung halaman, di rumah kita, atau di tempat lain maka mereka inilah yang akan jatuh sakit dalam kondisi yang berat.

Kemudian untuk mencegah tertular lagi, gunakan masker, gunakan masker, jika terpaksa keluar rumah batasi waktunya secepat mungkin dan sesingkat mungkin di luar rumah. Hindari kerumunan orang. Jangan menggunakan kendaraan umum yang sudah penuh sesak penumpangnya. Segera pulang kalau semuanya sudah selesai. Sesampainya di rumah lepas masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah itu gunakan masker yang baru. Kita harus melindungi kelompok yang rentan apalagi memiliki penyakit yang sangat memungkinkan untuk menjadi semakin berat manakala terinfeksi COVID-19. Saudara-saudara kita yang usia lanjut, saudara-saudara kita yang berpenyakit kronis semisal tekanan darah tinggi, kencing manis, gagal ginjal, asma, TBC, mereka akan menjadi semakin berat kondisinya dan bisa berdampak fatal apabila terinfeksi COVID-19.

Oleh karena itu, inilah pentingnya kita bergotong royong dan saling peduli. Telah banyak saudara-saudara kita yang mewujudkan ini dengan mendaftarkan diri sebagai relawan baik relawan medis maupun nonmedis, baik berada di gugus tugas pusat maupun berada di gugus tugas daerah. Berbagai organisasi profesi telah melibatkan diri di antaranya teman-teman kita yang berada di ujung tombak pemeriksaan laboratorium, para ahli teknologi laboratorium medis, merekalah yang kemudian berperan besar.



Organisasi kemasyarakatan pun juga melakukan hal yang sama. Teman-teman dari Muhammdiyah COVID-19 Command Center (MCCC) telah melibatkan juga relawannya. Mereka semuanya membantu untuk memberikan layanan kesehatan dan edukasi kepada masyarakat tentang COVID -19, tentang PSBB, tentang isolasi mandiri dan kelompok. Merekalah sebenarnya garda terdepan kita yang menjadi patriot-patriot bangsa. Di tingkat desa pun telah banyak desa, kelurahan yang sudah membentuk relawan desa yang terkoordinasi dengan aparat desa, dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dengan Babinsa, dengan Bhabinkamtibmas, dengan bidan desa untuk secara bersama-sama membangun desa menjadi benteng pertahanan COVID-19 yang mandiri dan efektif yang berbasis pada kekuatan masyarakat sendiri.

Oleh karena itu, Saudara-saudara sekalian, tetap ikuti berita dan informasi tentang COVID yang benar. Telah cukup banyak akses yang bisa didapatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan berita ini, baik di dalam situs resmi covid19.go.id, di hotline 119, di WhatsApp COVID-19, di Hello Kemkes di aplikasi online dan lain-lain di telemedicine lain maupun dari siaran TVRI dan RRI yang disebarluaskan secara nasional. Ini yang penting untuk kita pahami.

Sampai dengan hari ini data yang akan kami update dan kami informasikan sebagai berikut jumlah laboratorium yang sekarang sudah bekerja aktif dengan spesimen yang dikerjakan sudah lebih dari 45 laboratorium. Spesimen yang diperiksa akumulasi sudah menjadi 67 ribu lebih. Kasus yang diperiksa sudah 52 ribu lebih. Kasus konfirmasi positif 8.607 orang. Sudah sembuh 1.042 orang. Meninggal 720 orang.

Kasus ODP 206.911, ini adalah akumulasi, tidak keseluruhannya sekarang statusnya ODP karena sebagian sudah selesai pemantauan dan dinyatakan sembuh. Kasus PDP ada 19.084 orang. Semua provinsi terdampak dan kabupaten/kota yang terdampak adalah 280 kabupaten/kota. Ini yang perlu kita pahami, bukan berarti kabupaten kota terdampak seluruh wilayah kabupaten/kota itu terdampak. Mungkin beberapa kecamatan yang terdampak bukan dimaknai bahwa seluruhnya terdampak. Sama dengan 34 provinsi terdampak bukan berarti seluruhnya terdampak karena kita tahu ada 514 kabupaten/kota. Sebaran pasien sembuh kalau kita lihat 334 orang dari DKI, 133 dari Jawa Timur, kemudian 93 dari Jawa Barat, 82 Sulawesi Selatan, di Bali ada 70 orang. Akumulasi total bersama dengan 29 provinsi yang lainnya adalah 1.042 pasien.

Pertambahan kasus konfirmasi positif hari ini adalah 396 pasien sehingga totalnya menjadi 8.607. Akumulasi sembuh hari ini bertambah 40 sehingga totalnya menjadi 1.042. Kasus meninggal bertambah 31 orang sehingga akumulasi totalnya menjadi 720 orang.

Saudara-saudara, lawan COVID, tingkatkan imunitas diri kita. Sabar dan tenang. Istirahat cukup dan teratur. Tidak panik. Jaga jarak. Pakai masker. Cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir. Sekali lagi kami mengingatkan gotong royong. Mari bersatu melawan COVID. Pemerintah pusat, pemerintah daerah sudah memiliki komitmen yang kuat. Mari kita yang berada di rumah tangga, mari kita yang berada di RT, di RW, di desa merespons ini dengan baik. Tetap berada di rumah, produktif di rumah. Waspadai ancaman demam berdarah. Mari lakukan pemberantasan sarang nyamuk bersama keluarga kita di rumah. Kita bisa menyelamatkan bangsa ini karena kita punya tekad menyelamatkan keluarga kita dan lingkungan kita. Yakin kita pasti bisa. Pasti bisa. Selamat sore.

Halaman 2 dari 3
(dkp/dkp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads