Puasa dan Esensi Takwa

Tausyiah

Puasa dan Esensi Takwa

Ustaz Fatih Karim - detikNews
Jumat, 24 Apr 2020 16:32 WIB
Infografis kesempurnaan Puasa
Ilustrasi: Andhika A/detikcom
Jakarta -

Puasa adalah salah satu pintu meraih takwa. Takwa inilah yang menjadi "buah" dari shaum seorang hamba sepanjang Bulan Ramadhan (QS al-Baqarah [2]: 183).

Al-Quran banyak mengungkap tanda-tanda orang yang bertakwa (Lihat, misalnya: QS al-Baqarah [2]: 3-5. Demikian juga dalam al-Hadits. Begitu pun yang dinyatakan oleh para ulama generasi salafush-shalih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut al-Hasan, "Orang bertakwa memiliki sejumlah tanda yang dapat diketahui. Di antaranya: Jujur/benar dalam berbicara. Senantiasa menunaikan amanah. Selalu memenuhi janji. Rendah hati dan tidak sombong. Senantiasa memelihara silaturahmi. Selalu menyayangi orang-orang lemah/miskin. Memelihara diri dari godaan kaum wanita. Berakhlak mulia. Memiliki ilmu yang luas. Senantiasa ber-taqarrub kepada Allah." (Ibn Abi ad-Dunya, Al-Hilm, I/32).

ADVERTISEMENT

Zubair ibn al-Awwam pernah menulis surat yang berisi nasihat untuk Wahab bin Kisan. Di antaranya dinyatakan, "Sungguh orang bertakwa itu memiliki sejumlah tanda yang diketahui oleh orang lain maupun dirinya sendiri yakni: Sabar dalam menanggung derita. Ridha terhadap qadha'. Mensyukuri nikmat. Merendahkan diri (tunduk) di hadapan hukum-hukum al-Quran." (Ibn al-Jauzi, Shifat ash-Shafwah, I/170).

Berbicara tentang takwa, Baginda Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Muadz bin Jabal ra. saat beliau mengutus dia ke Yaman, "IttaqilLah haytsuma kunta (Bertakwalah engkau kepada Allah di manapun engkau berada)." (HR at-Tirmidzi).

Sebetulnya kata haytsu pada hadis di atas bisa merujuk pada tiga: tempat (makan), waktu (zaman) dan keadaan (hal). Karena itu sabda Baginda Rasul saw. kepada Muadz ra. tersebut sebagai isyarat agar ia bertakwa kepada Allah SWT tak hanya di Madinah saja: saat turunnya wahyu-Nya, saat ada bersama beliau, juga saat dekat dengan Masjid Nabi saw. Namun, hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT di mana pun, kapan pun dalam keadaan bagaimana pun ('Athiyah bin Muhammad Salim, Syarh al-Arba'in an-Nawawiyyah, 42/4-8).

Dengan demikian kita pun sejatinya bertakwa tak hanya saat berada pada bulan Ramadhan saja, yang kebetulan sedang kita jalani, tetapi juga di luar Ramadhan selama sebelas bulan berikutnya. Pertanyaannya: Bagaimana agar kita bisa tetap istiqamah dalam ketakwaan?

Pertama: Kita harus tetap memelihara amalan-amalan rutin Ramadhan. Shaum, shalat, zikir, sedekah, membaca dan mengkaji al-Quran, shalat berjamaah, istighfar, bangun malam, memperbanyak amalan sunnah dan aktivitas lainnya. Semangat untuk taat pada bulan Ramadhan tetap dikobarkan setelah itu. Karena itu semangat dalam mencegah diri dari perbuatan maksiat, keikhlasan, kesabaran, keistiqamahan dan semangat dakwah seharusnya terus menyala meski Ramadhan telah usai.

Kedua: Lebih meningkatkan upaya memahami syariah Allah SWT dengan banyak menghadiri majelis ilmu. Ketiga: Lebih giat berdakwah. Bulan Ramadhan merupakan bulan turunnya al-Quran sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Tidak mungkin petunjuk itu sampai bila tidak didakwahkan. Atas dasar inilah dakwah merupakan karakter kaum Mukmin.


Keempat: Terus bertobat dengan tobat yang sebenar-benarnya (tawbatan nashΓ»hΓ’). Allah SWT memang menjamin untuk mengampuni orang-orang yang benar-benar puasa Ramadhan. Namun, kaum Mukmin tidak akan terlena dengan itu. Mereka tetap bertobat sebagai salah satu karakter orang bertakwa (Lihat: QS Ali Imran [3]: 135).

Kelima: Berusaha selalu hidup di tengah-tengah komunitas masyarakat yang bertakwa. Di sinilah pentingnya ketakwaan kolektif. Ketakwaan semacam ini hanya mungkin terwujud saat kita bersama-sama mengamalkan syariah Islam secara kaffah.

Ustaz Fatih Karim
Founder Cinta Quran Foundation, Co-Founder QuranBest, IG : @fatihkarim

(erd/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads