Viral sebuah video pendek menampilkan pasangan suami-istri (pasutri) bersama anak-anaknya di Polewali Mandar (Polman), Sulewesi Barat (Sulbar), hidup memprihatinkan bersama ayam-ayam di rumahnya yang bekas kandang. Begini faktanya.
Video ini diketahui direkam oleh sejumlah pemuda yang sedang membagikan bantuan bahan pokok kepada warga kurang mampu, yang semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari, sejak pandemi virus Corona (COVID-19), apalagi menjelang Ramadhan.
"Rumahnya bekas kandang ayam, sangat terisolir," kata relawan pengambil video yang datang membawakan sembako.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sampai ke rumah keluarga ini, para relawan harus melalui jalan yang sempit. Rumah keluarga pasutri tersebut tertutup rumah-rumah lainnya.
Dalam video, tampak seorang wanita duduk di depan rumah sedang memasak. Sementara di dalam ruangan ada laki-laki tua sedang mengayun anak laki-laki. Ayunannya dibuat di dekat dipan dan hampir menyentuh lantai rumah yang masih dari tanah. Mirisnya, ayam-ayam terlihat berkeliaran di dalam rumah, bahkan dekat si anak.
![]() |
Dipan yang ada di rumah semipermanen berukuran 4 x 6 meter itu cukup usang. Kasurnya pun sudah sangat tipis. Terlihat pakaian yang berserakan di atas dipan hingga ke lantai tanah karena tidak ada lemari.
Terlihat juga beberapa ekor ayam yang berkeliaran di dalam rumah. Ayam-ayam itu bahkan membuang kotoran di atas pakaian yang berserakan.
Warga dalam video tersebut diketahui bernama Musdi (60) dan Kamsri (45), pasutri asal Dusun Nganjuk, Desa Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar.
Dalam video, terlihat juga Kamsri sedang merebus air di atas tungku. Ada juga tempe yang berserakan di dekat tempat masak. Hanya, tempat memasak yang berada di depan rumah itu terlihat sangat tidak higienis.
Berdasarkan pantauan wartawan yang berkunjung, kondisi pasutri ini bersama anak-anaknya yang masih kecil memang sangat memprihatinkan. Walau terlihat ramah, keduanya tampak tidak memberikan jawaban sebagaimana mestinya, saat diajak berkomunikasi.
Pasutri ini diketahui memiliki 3 anak dan bekerja sebagai penjual sapu lidi. Mereka juga berkebutuhan khusus.
Camat Wonomulyo, Umbar membenarkan bahwa pasutri tersebut adalah warganya. Menurut dia, pemerintah setempat, termasuk para tetangga rutin memberikan perhatian kepada keluarga Kamsri. Namun, karena berkebutuhan khusus, pasutri itu terlihat hidup memprihatinkan seperti sekarang ini.
"Bahkan di sini ada banyak kerabatnya, tapi karena seperti itu kondisinya (berkebutuhan khusus), makanya menjadi kendala meski sering mendapat perhatian dari pemerintah dan para tetangga," ujar Umbar saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis (23/4/2020).
Selain itu, kata Umbar, tidak jarang pasutri ini kerap mengamuk saat mendapat kunjungan dari warga yang hendak memberikan bantuan.
"Ibu-ibu PKK sering kali ke sana untuk melakukan pendampingan, hanya susah karena orangnya kurang merespons, bahkan kerap mengamuk, bantuan yang diberikan warga juga kerap dijual kembali," ungkap Umbar.
Kendati demikian, pemerintah setempat mengaku tetap memberikan perhatian khusus agar pasutri ini bisa hidup dengan kondisi lebih layak. Bantuan pun tetap terus diberikan kepada keluarga Kamsri.
"Perhatian tetap kita berikan, pemerintah desa dan para warga rutin memberikan bantuan, harapannya kelak mereka bisa hidup lebih baik," tandas Umbar.