Lukisan yang ia gambar saat itu merupakan gambar beberapa anjing dengan seorang anak SD di tengahnya. Djoko mengungkapkan bahwa lukisan ini mengibaratkan Indonesia yang sedang dilanda dengan berbagai macam hoaks dengan anjing sebagai perumpamaannya.
"Ini anjing-anjing ngerubutin anak SD yang membawa merah putih dan tulang. Ibaratnya anjing-anjing ini itu yang hoaks ceritanya," ujar Djoko.
Kepada Butet, Djoko menceritakan awal mula ia menjadi pelukis yang dikenal banyak orang dimulai dari mobil yang dimiliknya.
"Pertama saya punya mobil itu tahun 89 karena saya ini blacklist saya tidak jual lukisan. Begitu tahun 98 ada peristiwa KIAS saya ini eks-tapol terpilih pameran bersama di Amerika," ungkapnya.
Menurut Djoko, setelah ikut pameran tersebut namanya menjadi terkenal, namun bukan karena lukisan melainkan karena kontroversinya tersebut.
"Teman-teman ndak terimo semua komplain, kemudian karena dikomplain orang banyak lukisan saya rame juga. Nama saya jadi muncul di televisi kemudian banyak yang mau beli lukisan punya saya," jelas Djoko.
Djoko pun mengungkapkan, ada salah satu lukisan yang memiliki keunikan tersendiri bagi dirinya yaitu lukisan buaya. Ia mengaku mendapatkan inspirasi dari Bung Karno ketika membuat lukisan buaya tersebut.
"Go to Hell Crocodile. Ini pinjam kata Bung Karno waktu mengusir neo-kolonialisme Amerika. Jadi ini saya gambarkan Indonesia sekarang ini masih tetap dijajah dengan masih dibukanya tambang di Indonesia. Hasilnya mengalir ke Amerika semua disedot orang lain. Namun ini dulu kan saya bikin tahun 2014," ujar Djoko.
Penasaran bagaimana kelanjutannya? Yuk saksikan cerita pengalaman dari Djoko Pekik lainnya di acara Blusukan Butet Kartaredjasa yang disiarkan melalui Mola TV. Selain Aulia, ada juga Babe Cabita dan Saykoji yang menceritakan tentang dunia tongkrongan dan kehidupannya.
Malam Indah merupakan salah satu program Corona Care Mola TV yang mengajak masyarakat untuk ikut peduli melalui Corona Care. Program ini bertujuan membantu pemerintah dalam memerangi wabah virus Corona di Indonesia dan dapat disaksikan juga dengan memberikan sumbangan yang beragam mulai dari Rp 0 hingga Rp 5 juta. Nantinya setiap sumbangan tersebut akan digandakan kemudian disalurkan kepada BNPB dan PMI untuk membantu perjuangan melawan virus Corona di Indonesia.
(prf/ega)