Virus corona (COVID-19) sudah dinyatakan sebagai pandemik dan lebih dari 200 negara memiliki kasus COVID-19. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa belum ada yang bisa memastikan kapan wabah ini benar-benar berakhir.
"Dari lembaga-lembaga internasional memberikan apresiasi terhadap kehadiran relawan di tanah air dan ini bisa menjadi modal sosial kita yang kuat karena melihat kapan akan berkahirnya Covid-19 ini pun belum ada satu pun ahli yang bisa memastikan, semuanya masih dalam bentuk prediksi dan juga analisa," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo seusai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin (20/4/2020).
Karena itu, Doni menekankan gotong-royong masyarakat untuk bersama-sama memerangi virus corona. Di samping itu, Doni mengapresiasi masyarakat yang bersedia menjadi relawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data Terkait Corona Diragukan, Ini Respons Pemerintah:
"Oleh karenanya stamina sosial kita melalui gotong royong yang mana gugus tugas gunakan metode pentahelix berbasis komunitas, hendaknya bisa jadi ujung tombak kita dalam lakukan upaya-upaya, khususnya pencegahan," ujar Doni.
Jokowi sebelumnya mengatakan ada 213 negara yang memiliki kasus virus corona, termasuk Indonesia. Jokowi mengatakan obat medis yang ampuh melawan virus ini belum ada. Namun penyebarannya masih bisa dicegah.
"Saat ini obat ampuh untuk melawan virus corona belum ada, tapi penyebaran corona dapat dicegah dengan kedisiplinan yang kuat dari kita sendiri. Ya, disiplin diri. Mulai dari disiplin menggunakan masker, disiplin menjaga jarak, disiplin hindari kerumunan, dan ini harus dilakukan secara bersama-dan terus menerus tidak boleh terputus," ujar Jokowi, Sabtu (18/4).