Jelang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), komunitas Tuli di Makassar, Sulawesi Selatan, membutuhkan masker transparan untuk membantu proses komunikasi. Masker transparan untuk komunitas Tuli memperlihatkan bagian mulut untuk membantu membaca gerak bibir lawan bicara.
"Saat ini hanya beberapa masker transparan yang bisa dibuat oleh komunitas Tuli di Makassar, yang dijahit Ketua Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Makassar, Ibu Faizah, akibat kesulitan mendapat bahan baku masker transparan," ujar Ketua Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Perdik) Sulsel, Ishak Salim, Minggu (19/4/2020).
Menurut Ishak, pembuatan masker kain transparan awalnya terinspirasi dari foto desain masker transparan di internet yang dibuat mahasiswa di Amerika Serikat. Dia menyebut jumlah Tuli di Sulsel lebih dari 4.000 orang yang juga harus mendapat perhatian di tengah pandemi virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, komunitas Tuli di Makassar juga berharap adanya Juru Bahasa Isyarat (JBI) dalam setiap konferensi pers yang dilakukan Pemprov Sulsel. Ishak meminta agar Pemprov Sulsel mencontohkan apa yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, di mana selalu ada JBI yang menerangkan apa yang dipaparkan oleh Gubernur Anies Baswedan dalam setiap jumpa pers.
"Selain itu, video infografis komunikasi, informasi, dan edukasi pemerintah terkait COVID-19 harus disertai subtitle, termasuk video-video lucu, agar dapat dipahami juga oleh komunitas Tuli," sebut Ishak.
(mna/zak)