Cerita Guru Pengabdi di Mentawai yang Meninggal karena Corona

Cerita Guru Pengabdi di Mentawai yang Meninggal karena Corona

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 19 Apr 2020 13:18 WIB
Positive blood test result for the new rapidly spreading Coronavirus, originating in Wuhan, China
Ilustrasi Corona (iStock)
Jakarta -

Satu lagi pasien Corona (COVID-19) yang meninggal dunia. Adalah Michael Angel Bastiaans, seorang guru bahasa Indonesia yang pernah mengabdi di Mentawai. Keluarga berbagi kenangan tentang sosok sang guru.

Kenangan tentang sosok Michael tersebut diceritakan kembali oleh adiknya, Gabriel Joshua Bansitaans. Dia bercerita bahwa kakaknya itu berprofesi sebagai guru bahasa Indonesia. Michael bahkan rela mengabdi, ketika ditugaskan mengajar di Mentawai.

"Beliau adalah sosok guru bahasa Indonesia. Beliau lahir besar di Bali. Kuliah di UPH dan kerja di Tangerang. Sempat pelayanan guru di Kepulauan Mentawai," kata Gabriel saat dihubungi detikcom, Minggu (19/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia juga merupakan mahasiswa teladan dan Ketua BEM UPH 2009-2010," lanjutnya.

Gabriel menuturkan bahwa kakaknya itu wafat pada 4 April lalu setelah dirawat 2 minggu karena Corona di sebuah RS di Jakarta. Dia menyebut pria 31 tahun itu adalah sosok yang ramah.

ADVERTISEMENT

"Beliau anak yang ramah, suka makan, hampir tidak pernah mengeluh seingat saya. Dan yang paling bisa saya ingat senyumnya buat semua orang," kenang Gabriel.

[Gambas:Instagram]



Dia juga masih ingat bahwa Michael merupakan seorang pekerja keras. Sejak SMP dia tak malu membantu ibunya ikut berjualan seprai.

"Karena dulu krisis moneter 1998, orang tua saya susah. Bisa dibilang miskin. Ketika di bangku SMP beliau bantu mama saya berjualan keliling, jualan seprai tempat tidur," tutur Gabriel.

Kini Michael telah tiada dan keluarga telah mengikhlaskan kepergiannya. Kenangan yang akan terus teringat, lanjut Gabriel, adalah senyuman Michael untuk semua orang.

"Kami sekeluarga sedih dan berduka. Tapi kami percaya itu semua sudah seizin Tuhan. Beliau anak yang ramah, suka makan, hampir tidak pernah mengeluh seingat saya. Dan yang paling bisa saya ingat senyumnya buat semua orang," ujarnya.

Sebelumnya, sosok Michael ini juga diberitakan oleh media luar negeri, New York Times. Ceritanya dituliskan dalam seri obituari yang ditulis khusus untuk mereka yang meninggal karena Corona.

Halaman 2 dari 2
(rdp/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads