Kisah Perawat Tak Jumpa Orang Tua demi Berjuang Lawan Corona

Kisah Perawat Tak Jumpa Orang Tua demi Berjuang Lawan Corona

Wilda Nufus - detikNews
Minggu, 19 Apr 2020 12:50 WIB
Perawat Nurdiansyah
Foto: Perawat Nurdiansyah. (Tangkapan Layar live BNPB).
Jakarta -

Nurdiansyah, seorang perawat pasien Corona di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianto Saroso mengungkapkan perasaan rindu yang teramat dalam kepada keluarganya. Bagaimana tidak, sudah sebulan lebih sejak Corona mewabah di Indonesia, dia tak kunjung pulang ke rumahnya.

Nurdiansyah bercerita bagaimana virus menular ini menjadi dinding pembatas perjumpaannya dengan keluarga, terutama orang tuanya. Ia menyebut orang tuanya memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang sangat rentan tertular Corona atau COVID-19.

"Jujur saya sudah satu bulan lebih tidak ketemu orang tua saya karena memang saya khawatir dengan orang tua saya karena memiliki penyakit komorbid," kata Nurdiansyah melalui siaran langsung dari kanal YouTube BNPB, Minggu (19/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini banyak perawat yang menggunakan fasilitas tempat beristirahat bagi petugas medis. "Alhamdulillah pemerintah sudah memberikan penginapan sebagai transit tempat beristirahat," ungkap Nurdiansyah.

Nurdiansyah melihat penularan tinggi bagi para petugas medis yang bekerja tak kenal waktu. Ia ingin sekali pemerintah memperhatikan jam kerja tenaga medis yang menangani pasien Corona dengan melakukan rotasi shift kerja.

ADVERTISEMENT

"Lindungi kami dari jam kerja atau rotasi. Teman-teman sekarang bekerja seperti biasa, waktunya itu dari pagi sampai malam, terus kemudian shiftnya seperti biasa," tuturnya.

"Kalau bisa harapannya pemerintah ada waktu, memang kita bekerja tidak seperti biasa misalnya 14 hari masuk, 14 hari libur," lanjut Nurdiansyah.

Nurdiansyah merasa sedih karena banyak rekan sejawatnya yang sudah terinfeksi virus Corona. Ia mengatakan bulan ini penuh dengan duka karena banyak dari perawat yang meninggal akibat ketidakjujuran pasien.

"Sekarang ini teman-teman sudah mulai banyak yang terinfeksi, ada yang sudah positif, ada yang dirawat bahkan berita-berita pasien atau teman-teman yang tertular ada yang meninggal, ada yang tertular karena ketidakjujuran, ada yang tertular di luar. Jadi bulan-bulan ini kita penuh dengan duka. Jadi yang positif semakin banyak, yang meninggal juga banyak. Kita sempat berikan pita hitam untuk berduka," ujarnya.

Nurdiansyah menyebut petugas medis saat ini berada di lini belakang yang sangat rentan terinfeksi, meski sudah melakukan SOP yang ketat. Untuk itu, ia berharap agar masyarakat yang berada di garda terdepan untuk senantiasa melakukan pencegahan.

"Untuk masyarakat, mari kita lakukan pencegahan, masyarakat di garda terdepan dalam pencegahan. Kita, perawat tenaga kesehatan ada di lini belakang ketika terpaksa terinfeksi," kata Nurdiansyah.

Halaman 2 dari 2
(elz/elz)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads