Pandemi virus Corona (COVID-19) masih menyebar di semua provinsi di Indonesia. Peran relawan tenaga medis sangat dibutuhkan dalam penanganan wabah tersebut, baik dari tingkat mahasiswa hingga profesional.
Salah satu relawan mahasiswi tenaga medis adalah Sri Agustin Tabara yang bertugas di Ruang Intensive Care Unit (ICU) COVID-19 di Rumah Sakit UI. Sebagai mahasiswi magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), baginya, relawan merupakan panggilan negara yang wajib dilakukan.
"Bagi saya, menjadi relawan di situasi pandemi ini merupakan sebuah panggilan negara yang wajib dilakukan, khususnya bagi saya yang adalah seorang perawat. Saya sangat terbebani ketika melihat meningkatnya kebutuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan karena pasien terus bertambah dari hari ke hari," kata Sri dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (18/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Sri, pengalaman paling berkesan selama menjadi relawan adalah saat dia melihat keadaan pasien yang semakin membaik. Ini merupakan sumber kekuatan beginya untuk terus memberikan pelayanan terbaik.
"Hal tersebut merupakan 'vitamin C' bagi saya dan tenaga kesehatan serta tenaga medis lainnya. Juga merupakan sumber kekuatan dalam memberikan pelayanan yang terbaik," ujar Sri.
Sri mengimbau masyarakat agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dan menggunakan masker. Dia juga meminta agar masyarakat menghentikan stigma negatif terhadap tenaga medis dan pasien COVID-19.
"Saya berharap agar stigma negatif terhadap pasien COVID-19, tenaga kesehatan serta tenaga medis dapat berhenti pula," ucap Sri.
Relawan lainnya adalah mahasiswi Program Profesi Ners FIK UI yang bernama Sofina Izzah. Dia menganggap tugas menjadi perawat dalam masa pandemi ini adalah sebuah tindakan kepahlawanan bagi bangsa. Sofina pun mengaku tidak memiliki kekhawatiran saat menangani pasien COVID-19.
"Tidak ada kekhawatiran dalam menangani pasien COVID-19, mengingat kami telah diperlengkapi Alat Pelindung Diri (APD)," ujar Sofina.
Lebih lanjut, Sofina menjelaskan dirinya tidak kesulitan dalam membagi waktu untuk kuliah dan menjadi relawan di RSUI. Dia mengatakan dia bekerja selama 8 jam sehari dengan rincian 4 jam pertama bertugas di dalam ruangan isolasi.
"Setiap harinya selama 6 hari kerja, saya memperoleh shift kerja sebanyak delapan jam, dengan pembagian, sebanyak empat jam pertama saya bertugas di ruangan isolasi merawat pasien dengan APD lengkap, lalu setelah itu saya melepas APD, mandi, makan lalu melanjutkan sisa waktu yang ada untuk membantu tindakan yg bersifat administratif seperti laporan pasien bersama para perawat RSUI," kata Sofina.
Kasus Positif Covid-19 RI Jadi 5.923, Berikut Sebaran di 34 Provinsi:
Sofina berpesan agar semua pihak turut serta dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Dia juga berharap agar stigma negatif terhadap para tenaga medis dapat dihilangkan.
"Mari bahu-membahu untuk menanggulangi pandemi ini dengan cara tetap di rumah saja jika tidak ada kepentingan yang mendesak, serta berikan aura positif bagi tenaga kesehatan maupun relawan non-tenaga kesehatan. Semoga tidak ada lagi stigma negatif yang tercipta bagi pejuang medis," tutur Sofina.
(hri/hri)