Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyiapkan skenario jangka panjang menghadapi penyebaran virus Corona di Ibu Kota. Anies Baswedan berkaca pada kondisi di Wuhan.
Dalam rapat virtual bersama Timwas Penanggulangan COVID-19 DPR RI, Kamis (16/4/2020), Anies memaparkan kinerja Pemprov DKI dan pandangan-pandangannya terkait pandemi ini. Salah satu yang disinggung Anies adalah lamanya penanganan virus Corona di berbagai penjuru dunia.
"Berapa lamanya? Setahu saya, di seluruh dunia, belum ada yang bisa selesai," ucap Anies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengambil contoh di China. Wuhan, sebagai kota pertama ditemukannya penyebaran SARS-CoV-2, disebut Anies masih bermasalah. Karena itu Anies ingin Jakarta lebih siap.
"Di Tiongkok, Wuhan masih ada masalah. Padahal mereka sudah berjalan lebih dari empat bulan. Sepertinya kita di Jakarta harus bersiap periode yang mungkin agak panjang," ucap Anies.
Anies: Hampir Pasti PSBB Diperpanjang:
Anies masih berharap wabah ini cepat selesai sehingga kegiatan di Jakarta kembali normal. Tidak ingin mengentengkan masalah, Anies memilih memperkirakan sesuatu agar nantinya tidak kewalahan.
"Lebih baik kami asumsikan panjang sehingga siap, kalau pendek alhamdulillah. Tapi bila asumsi pendek tapi panjang, kita keteteran," kata Anies.
Apa yang dikatakan Anies memang terjadi di China. Otoritas China kembali melaporkan penurunan jumlah kasus baru virus Corona di wilayahnya, namun ada peningkatan kasus penularan lokal di wilayah perbatasan dengan Rusia yang memicu kekhawatiran baru.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (15/4), Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan 46 kasus baru dalam sehari. Jumlah ini tergolong menurun jika dibandingkan dengan data sehari sebelumnya dengan 89 kasus baru.
Dari 46 kasus baru, sekitar 36 kasus di antaranya melibatkan para pelancong yang baru tiba di China dari luar negeri, atau biasa disebut sebagai kasus impor. Sisanya sebanyak 10 kasus merupakan kasus penularan lokal atau kasus domestik. Delapan kasus ada di Provinsi Heilongjiang dan dua kasus di Provinsi Guangdong.
Sementara itu di Wuhan, pihak berwenang mengatakan pada akhir pekan lalu pembatasan pergerakan akan tetap dilakukan untuk mencegah gelombang infeksi kedua. Mereka menilai kewaspadaan itu lebih penting.