Frustrasi Bikin Ade 'King of Drama' Kirim Doa Buruk ke Paramedis

Round-Up

Frustrasi Bikin Ade 'King of Drama' Kirim Doa Buruk ke Paramedis

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 16 Apr 2020 21:41 WIB
Polisi Tangkap Pemilik Akun FB yang Viral Doakan Paramedis Kena Corona
Foto: Dok. Polres Payakumbuh
Payakumbuh -

Julukan 'King of Drama' pantas ditujukan kepada Ade Desmaizar alias Ade (41). Warga Jorong Indo Baleh Timur, Nagari Mungo, Luhak, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), ini lagi-lagi mencoba mengelabui polisi untuk lolos dari jerat hukum.

Ade, yang ditangkap lantaran mengunggah doa agar paramedis terkena virus Corona (COVID-19), mengubah keterangan soal latar belakang perbuatannya. Awalnya Ade mengaku sakit hati karena pernah mendapat pelayanan kurang baik oleh salah satu rumah sakit di Limapuluh Kota. Terakhir, Ade mengaku motif perbuatannya karena iri kepada paramedis yang mendapat insentif dari pemerintah karena wabah Corona dan frustrasi tak mendapat bantuan sosial padahal dia tak bekerja.

"Itu (cerita pengalaman perlakuan buruk dari perawat) alibi ternyata. Ini dia sudah ngaku (motif mendoakan paramedis terkena Corona karena iri dan frustrasi), nangis-nangis di ruangan," ujar Kapolres Payakumbuh AKBP Donny Setiawan kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ade ditangkap pada Senin (13/4) setelah kalimat doa bernada ancaman untuk paramedis yang dia unggah di akun Facebook 'Nola Bundanya Asraf' viral. Akun tersebut adalah milik istrinya.

Sebelum ditangkap, Ade sempat panik karena tak menduga doa sumbangnya itu menjadi viral. Dia sempat membuat laporan palsu ke Polsek Luhak bahwa akun Facebook istrinya diretas orang tak bertanggung jawab dan orang tersebutlah yang menulis kalimat doa ancaman.

ADVERTISEMENT

Ade semula berharap laporannya di Polsek Luhak dipercaya dan dia dapat terbebas dari buruan aparat. Namun, setelah polisi melakukan pemeriksaan, Ade mengakui perbuatannya. Ketika polisi menanyakan motif perbuatan tersangka, Ade menceritakan kejadian yang sedih.

"Menurut pengakuan pelaku, sekira tahun 2016, di salah satu RS di Kabupaten Limapuluh Kota, pada saat itu ibu pelaku sedang dirawat di RS tersebut dengan kondisi sakit mag akut. Pada saat pelaku mendapat giliran jaga, orang tua perempuan pelaku meminta buah sawo," kata Donny.

Singkat cerita, Ade mengaku, saat membawakan sawo untuk ibunda, ada perawat yang datang ke kamar inap dan langsung merebut sawo itu tanpa berbicara baik-baik. Pengakuan Ade, sawo itu kemudian dibawa pergi oleh perawat, padahal sawo itu adalah permintaan terakhir ibunya sebelum mengembuskan napas terakhir.

Pengunggah doa ancaman paramedis kena CoronaPengunggah doa ancaman paramedis kena Corona. (Foto: Istimewa)

Namun, ketika diselidiki lebih lanjut, Ade mengubah keterangannya. Dia mengungkapkan alasan yang mendorongnya mengunggah doa ancaman karena tak suka dengan pemerintah, termasuk kebijakan soal insentif untuk paramedis yang merawat pasien Corona.

"Karena dia melihat iklan di TV bahwa dokter dan perawat 'Biar kami yang bekerja, kamu di rumah saja'. (Tagihan) bank tetap bayar, kredit motor tetap bayar. Enak saja dokter dan perawat, nyuruh kami di rumah, emangnya gaji kamu (dokter/perawat) mau dikasihkan ke kami', begitu omongannya," cerita Donny menirukan pengakuan Ade.

Ade, yang sudah dua pekan tak bekerja, frustrasi karena tak punya pendapatan. Istrinya pun tak bekerja. Padahal dia memiliki 5 anak.

"Karena tidak dapat bantuan. Gaji Rp 100 ribu per hari, kerja buruh harian lepas. Anak 5, istri nggak kerja. Intinya, pelaku jengkel dengan pemerintah. Iri dengan dokter dan perawat karena dapat bantuan. Dia menilai rakyat kecil nggak dapat bantuan, nggak ada santunan," sambung Donny.

Donny juga menyebut pelaku mengaku kesal karena tak mendapat bantuan dari pemerintah. Dia pun meluruskan, Ade merupakan seorang buruh harian lepas, bukan pedagang seperti yang disebutkan sebelumnya.

"Sudah nganggur dua minggu, kerja buruh harian pekerjaan irigasi. Itu kalau ada temannya yang ngajak. Dia frustrasi tak bekerja dan tak mendapat bantuan," imbuh Donny.

Penangkapan Ade didasari laporan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Payakumbuh dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Payakumbuh. Posting-an Ade tersebut viral pada Minggu (12/4).

Donny menilai tulisan Ade bertujuan agar masyarakat menolak pemakaman tenaga medis yang positif Corona. Tulisan itu berbunyi 'Semoga makin bnyk Dokter dan Perawat jadi korban Corona ko,, dan smkin bnyk urg yg menolak untuak dmakam kan di bumi alloh ko,,sbb ksombongan itu pkaian setan,, bukan pkaian manusia,,,jadi kalau setan tu mati,,ndk Ado hak nyo bkubua d bumi Allah ko doh,,' di akun Facebook Nola Bundanya Asraf.

"Penghinaan dan ujaran kebencian ditujukan agar masyarakat menolak pemakaman dokter dan perawat yang terkena wabah Corona," ujar AKBP Donny, Rabu (15/4).

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads