Jakarta - Anda yang menanti-nanti terbitnya buku putih Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) tampaknya harus bersabar. Buku itu masih belum rampung digarap. Sampai sekarang yang sudah sampai ke tangan penasihat penerbitan buku itu baru kata pengantar."Baru halaman pertama yang diserahkan ke saya. Itu kata pengantar. Sudah semingguan saya terima, tapi belum saya baca karena saya baru pulang dari Thailand," kata sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Taufik Abdullah saat dikonfirmasi
detikcom, Selasa (13/12/2005).Taufik yang pernah ikut menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjadi pelindung penerbitan buku itu, meluruskan buku yang akan dikoreksinya. Buku itu, kata Taufik, bukan buku putih Supersemar, namun merupakan riwayat hidup Jenderal M Yusuf."Nggak ada buku putih. Kalau buku putih, saya tak tahu. Yang benar adalah buku riwayat hidup M Yusuf. Isinya ya riwayat hidup dari kecil sampai meninggal," kata Taufik. Profesor itu mengaku pernah diajak diskusi tentang rencana isi buku itu yang antara lain M Yusuf menyimpan berkas dokumen Supersemar yang selama ini tak diketahui keberadaannya. Namun seperti apa detailnya, Taufik belum tahu. "Salah satunya memang akan membahas soal Supersemar, tapi saya belum terima bagian itu," jelas Taufik.Taufik mengaku dirinya diminta memberikan nasihat bagaimana menyusun buku riwayat hidup M Yusuf itu. Sejarawan LIPI itu akan mengoreksi metodologi penulisan buku itu. Penulis buku itu, kata Taufik, adalah Atmadji Sumarkidjo.
(iy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini